Lama Baca 4 Menit

Pengaruh Fengshui China di Semenanjung Korea dan Korea Selatan

14 June 2021, 08:01 WIB

Pengaruh Fengshui China di Semenanjung Korea dan Korea Selatan-Image-1

Ilustrasi Gyeryeongsan - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Sekitar abad ke-7 M, Feng Shui Tiongkok diperkenalkan ke Semenanjung Korea. Dalam dokumen sejarah Korea Utara, ada beberapa catatan mengenai isi Feng Shui, misalnya pada periode Goryeo, Fengshui menyumbang proporsi yang cukup besar dalam politik. 

Sun Kezhi, pakar masalah Korea di Universitas Fudan mengatakan, “Korea pada masa Goryeo adalah negara Buddhis, dan Fengshui sangat populer pada waktu itu.” 

Ada juga catatan Fengshui dalam kehidupan sehari-hari masyarakat biasa disana. Misalnya jika leluhur dikuburkan di Mingtang, keturunannya akan sejahtera, dan sebagainya.

Dilansir dari chinawenhua.com.cn, Seoul juga merancang bangunan berdasarkan teori Fengshui. Terletak di tepi utara Sungai Han, dikelilingi oleh pegunungan dan cekungan di tengahnya. Sungai Han mengalir ke barat ke Laut Kuning di sekitar sudut Timur dan selatan Seoul. 

Ini persis seperti gambaran keberuntungan ayam jantan emas dalam teori Fengshui. Dikelilingi oleh pegunungan dan hanya terbuka ke selatan.

Gunung Buyeo di utara Seoul berbentuk seperti segitiga sama sisi. Di sebelah barat Provinsi Gyeongsang Utara ada Gunung Inwang, yang merupakan ciri khas Jinshan.

Gwanaksan, yang menghadap ke selatan Seoul, berbentuk seperti percikan gunung berapi. Untuk memadamkan api, sebuah patung batu hewan air, berang-berang laut didirikan di gerbang Guanghua.

Pada tahun 1970-an, gelar doktor pertama di dunia dalam Fengshui diperoleh oleh Orang Korea, Yin Hongji di Amerika Serikat.

Pada tahun 1976, Yin Hongji menerbitkan versi bahasa Inggris dari buku "Studi Fengshui Korea-Hubungan antara Budaya dan Alam menurut Fengshui". 

Isi buku tersebut menyangkut dasar filosofis pemikiran Fengshui, prinsip topografi Fengshui, kondisi tanah, prinsip air dan angin, dan sebagainya. Faktor material dan non material dari hubungan antara manusia dan alam dalam Fengshui diperkenalkan. 

Dalam bukunya tahun 1982, ia menggunakan metode diagram untuk menjelaskan proses yin dan yang dalam buku Guo Pu ‘Teori Sirkulasi Lingkungan’, yang menunjukkan bahwa pandangan Tiongkok tentang alam organik jauh lebih maju daripada Barat.

Setelah tahun 1980-an, studi Fengshui Korea sangat berjaya dan membentuk gayanya sendiri yang unik. Sebagian besar sudut penelitiannya dimulai dari sejarah dan geografi.

Pada Juli 2004, Korea Selatan mengumumkan keputusannya untuk memindahkan ibu kota sesuai dengan rencana "Yanqi-Gongju". 

Sebanyak 38 pakar dan cendekiawan dari Korean Geographic and Fengshui Society datang ke Beijing untuk mempelajari tata letak Fengshui dan mengadakan simposium internasional pertama tentang Fengshui. 

Sejak gagasan pemindahan ibu kota pertama kali diusulkan, sekitar 400 ahli feng shui telah dipekerjakan untuk menemukan lokasi paling ideal untuk ibu kota baru dan istana presiden.

Fengshui Gongju berasal dari Pegunungan Luling (sekarang: Ji’an), yang naik dari puncak Gunung Gyeryong, dan kemudian jatuh di Gongju. 

Di depan adalah Danau Jinjiang-Dacheong sebagai lingkaran, dan Pegunungan Charyeong adalah gunung utama, membentang dari barat daya ke timur laut. 

Pada dasarnya ini sejalan dengan geografi Fengshui Tiongkok yang dikelilingi oleh pegunungan dan perairan. (*)

Informasi Seputar Tiongkok