Lama Baca 4 Menit

Mantan Bos Google Tampak Ngeri Lihat Kemajuan Teknologi China

14 July 2021, 13:50 WIB

Mantan Bos Google Tampak Ngeri
Lihat Kemajuan Teknologi China-Image-1

Eric Schmidt - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Mantan Bos Google, Eric Schmidt mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) mempercepat pengembangan teknologi baru termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI) demi mengejar ketertinggalan AS dari Tiongkok.

Dilansir dari 中国经济网, AS kini "satu atau dua tahun di depan Tiongkok, bukan lima atau 10. Tapi, Tiongkok jauh di depan dalam bidang-bidang seperti pengenalan wajah face recognition," ujar Eric Schmidt pada rapat kerja dengan Komisi Angkatan Bersenjata Senat AS.

"Karena penyebaran teknologinya, Anda harus mengetahui bahwa apa pun yang ditemukan di dunia AI open source akan segera diadopsi oleh Tiongkok," kata Eric Schmidt, yang juga ketua Komisi Keamanan Nasional untuk Kecerdasan Buatan AS.

"Ancamannya sangat, sangat nyata," kata Eric.

Segera setelah rapat, Chuck Schumer, pemimpin Senat Demokrat, mengatakan dia telah mengarahkan anggota parlemen menyusun paket langkah-langkah untuk memperkuat sektor teknologi AS dan melawan praktik tidak adil Tiongkok.

Chuck Schumer mengatakan pada konferensi pers mingguan dia telah mengarahkan komite untuk menyusun RUU bipartisan guna mencari dana US$100 miliar untuk memacu penelitian di bidang teknologi utama, dari kecerdasan buatan hingga komputasi kuantum dan semikonduktor.

Kemajuan cepat Tiongkok dalam kecerdasan buatan sebagian disebabkan oleh kebijakan negara termasuk Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan Generasi Berikutnya yang diperkenalkan pada tahun 2017.

Rencananya adalah menjadikan Tiongkok sebagai negara adidaya AI pada tahun 2030, melampaui para pesaingnya untuk menjadi pusat inovasi kecerdasan buatan yang utama di dunia.

Populasinya yang besar dan undang-undang privasi datanya yang lemah juga memungkinkan Tiongkok menyebarkan teknologi tersebut dengan mudah. Teknologi AI yang berkembang pesat mendorong kekuatan militer Tiongkok.

"Pemerintah [AS] perlu membantu dengan beberapa bentuk pendanaan, dan kami perlu membiarkan swasta membangun hal-hal itu dan membuatnya berhasil," kata Schmidt.

"Sektor swasta adalah kekuatan besar Amerika. Kami bergerak lebih cepat dan global daripada yang bisa dilakukan pemerintah mana pun dan kami membutuhkan platform global atau terpaksa menggunakan platform Tiongkok yang merupakan bencana."

AI hanyalah salah satu dari banyak area yang diidentifikasi oleh pemerintah AS sebagai hal penting dalam membentuk keamanan nasional di masa depan. Pada tahun 2018, strategi pertahanan nasional Amerika mengidentifikasi 14 kategori teknologi yang muncul sebagai hal penting, termasuk AI, semikonduktor, komputasi kuantum, bioteknologi, hipersonik, dan 5G.

Pada akhir tahun 2020, Departemen Perdagangan memperluas daftar itu menjadi 37 kategori. Produk yang termasuk dalam kelompok ini berada di bawah pembatasan sebagai ekspor ke Tiongkok.

AS juga perlu mempertahankan keunggulan melawan Tiongkok di semikonduktor. Pada bulan Juni, anggota parlemen memperkenalkan RUU yang mencari dana puluhan miliar di sektor teknologi AS. Hal ini dimasukkan ke dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional yang menjadi undang-undang pada 1 Januari.

"Tapi itu tidak cukup," kata Eric Schmidt seraya melanjutkan "Saya menyarankan agar kita menggunakan kecerdikan Amerika, yang sangat dalam, dengan beberapa bentuk sistem insentif untuk menutup celah ini dengan menempatkan semikonduktor AS dan menggunakannya untuk tujuan komersial tetapi juga militer."

AS tetap menjadi pengekspor chip terbesar di dunia berdasarkan pangsa pasar, tetapi hanya menyumbang 12% dari kapasitas produksi semikonduktor global, sementara pusat pembuatan chip telah bergeser ke tempat-tempat seperti Taiwan dan Korea Selatan. (*) 

Informasi Seputar Tiongkok