Lama Baca 3 Menit

China Akan Larang Game Lokal di Platform Asing

27 September 2021, 16:11 WIB

China Akan Larang Game Lokal di Platform Asing-Image-1

Remaja bermain game - Image from Shanghailist

Bolong.id - Asosiasi industri game Tiongkok menerbitkan perjanjian antara dirinya dan ratusan perusahaan game dan teknologi yang akan melarang perusahaan-perusahaan itu untuk menawarkan game mereka di platform luar negeri, celah yang memungkinkan pemain domestik untuk melewati batasan waktu bermain yang disetujui negara.

Dilansir dari Sixth Tone pada Minggu (26/9/2021), perjanjian tersebut ditandatangani oleh Komite Publikasi Asosiasi Penerbit Game Tiongkok dan 213 perusahaan game domestik, termasuk raksasa teknologi domestik terkemuka Tencent, iQiyi, dan NetEase. Langkah ini bertujuan untuk mencegah kecanduan game di kalangan pemuda negara itu, masalah yang terus-menerus coba diatasi oleh pemerintah.

Pada akhir Agustus, otoritas Tiongkok menetapkan batas mingguan tiga jam untuk game online, sementara layanan mandiri yang disediakan oleh penyedia internasional seperti Steam masih tetap tersedia. Setelah kesepakatan tersebut, banyak penggemar game khawatir bahwa akses ke game dari penyedia luar negeri juga akan segera dibatasi.

Zhang Yi, CEO perusahaan konsultan iResearch, mengatakan kepada Sixth Tone bahwa langkah tersebut merupakan langkah lain dalam membatasi anak di bawah umur untuk menghabiskan waktu online yang berlebihan. 

Saat ini, sementara anak di bawah umur menghadapi keterbatasan waktu bermain yang disediakan oleh perusahaan domestik, mereka masih dapat mengakses game yang tersedia di platform luar negeri di luar jam malam mereka.

“Saya tidak akan terkejut jika platform game luar negeri seperti Steam akhirnya tidak tersedia di Tiongkok,” kata Zhang. “Jika anak di bawah umur (Tiongkok) menggunakan platform game luar negeri, itu tidak adil bagi industri game domestik.”

Dia menambahkan bahwa jika perusahaan game luar negeri ingin beroperasi di pasar Tiongkok, mereka mungkin perlu beradaptasi dengan peraturan Tiongkok dan mendapatkan otorisasi dari pemerintah Tiongkok.

Liao Xuhua, analis industri hiburan senior di konsultan Analysys, mengatakan kepada Sixth Tone bahwa perjanjian itu signifikan mengingat itu berasal dari komite industri game inti yang didukung negara Tiongkok.

“Meski konvensi ini tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, namun merupakan persyaratan disiplin diri industri dan mencerminkan kondisi pengawasan administrasi, sehingga hasil akhirnya tetap signifikan,” katanya.

Selain membatasi akses ke game asing, perjanjian tersebut juga menekankan tanggung jawab perusahaan game untuk memantau pengguna melalui pendaftaran nama asli dan pengenalan wajah untuk mencegah anak di bawah umur bermain. 

Dokumen tersebut juga menyatakan komitmennya untuk memerangi ‘pria banci/feminin’ dan danmei (genre fiksi Boy’s Love) serta konten berorientasi traffic di industri game. (*)


Informasi Seputar Tiongkok