Beijing, Bolong.id - Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengumumkan tiga ilmuwan dari Tiongkok, Mesir, dan Yunani memenangkan Penghargaan Internasional UNESCO-Guinea Ekuatorial 2024 untuk Penelitian Ilmu Hayati, pada selasa pekan ini.
Dilansir dari 中国新闻网 Kamis (25/04/24), Qiao Jie dari Tiongkok, Mohamed Ali Farag dari Mesir, dan Triantafyllos Stylianopoulos dari Yunani menerima penghargaan atas kontribusi luar biasa mereka dalam meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penelitian ilmiah pada sebuah upacara yang diadakan di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, di sela-sela acara. Forum Regional Afrika tentang Pembangunan Berkelanjutan ke-10.
“Anda tidak hanya memajukan pemahaman ilmu pengetahuan, namun juga meningkatkan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat dunia,” kata Qu Xing, wakil direktur jenderal UNESCO, sambil memberikan tepuk tangan kepada para pemenang hadiah.
Menghargai pemerintah Guinea Khatulistiwa yang menyelenggarakan penghargaan yang setiap tahunnya mengakui upaya dan pencapaian para peneliti dan ilmuwan terkenal, Qu mengatakan penghargaan tersebut memiliki dampak jangka panjang dan menggarisbawahi bahwa sains adalah kebaikan bersama yang harus didukung demi kemajuan kehidupan manusia. .
Monique Nsanzabaganwa, wakil ketua Komisi Uni Afrika, mengatakan pada kesempatan itu bahwa penghargaan tersebut berfungsi sebagai katalis untuk mempromosikan keunggulan ilmiah dan hubungan masa depan para ilmuwan di seluruh benua.
Dia mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk penghargaan bagi mereka yang telah mendedikasikan diri mereka untuk memajukan pengetahuan dan mengatasi tantangan kesehatan, pertanian, dan lingkungan hidup yang mendesak di seluruh dunia.
“Prestasi teladan Anda merupakan inspirasi bagi kita semua dan merupakan bukti kekuatan dedikasi dan penelitian. Anda menerangi jalan bagi orang lain untuk diikuti,” kata Nsanzabaganwa, memuji para pemenang hadiah atas pencapaian ilmiah dan dedikasi mereka terhadap kehidupan manusia.
Qiao, seorang spesialis kedokteran reproduksi, memenangkan penghargaan karena membantu pasangan untuk mengandung bayi yang sehat dan meningkatkan kesehatan reproduksi, terutama bagi perempuan.
Dia mempelajari proses genetik secara rinci dan mengembangkan teknik inovatif untuk diagnosis genetik praimplantasi, sebuah prosedur yang secara dramatis dapat meningkatkan tingkat keberhasilan fertilisasi in vitro (IVF) dan membantu menghindari penularan penyakit genetik melalui IVF. Kontribusinya yang paling revolusioner dalam meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan adalah penemuan mikrobioma yang menyembuhkan gangguan reproduksi pada perempuan.
Farag adalah spesialis di bidang metabolomik dan salah satu pionir di bidang ini di Afrika. Dia telah mengembangkan platform metabolomik, yang merupakan yang pertama di Afrika.
Penemuannya memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati senyawa volatil yang dikeluarkan oleh mikroba baik untuk keperluan medis maupun pertanian. Pada upacara tersebut dicatat bahwa karya penting Farag dalam penemuan agrokimia menggunakan metabolomik telah membantu dalam mengidentifikasi agen biokontrol baru dari bakteri tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Stylianopoulos adalah ujung tombak penelitian terapi kanker. Ia memenangkan penghargaan atas penelitiannya yang memanfaatkan prinsip-prinsip biomekanik, memadukan fisika dan biologi untuk meningkatkan penyampaian dan kemanjuran pengobatan kanker bagi pasien yang menghadapi prognosis buruk akibat tumor padat.
Hadiah tersebut, yang didanai oleh Equatorial Guinea, diberikan setiap tahun kepada maksimal tiga pemenang. Para pemenang tahun ini menerima hadiah uang sebesar 350.000 dolar AS, yang dibagi rata di antara mereka, untuk membantu memajukan penelitian mereka.
Penghargaan ini ditetapkan oleh Dewan Eksekutif UNESCO untuk mendukung pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030 serta prioritas global UNESCO. (*)
Informasi Seputar Tiongkok