Beijing, Bolong.id - Sejumlah kota di wilayah timur China telah menerapkan langkah-langkah untuk mempromosikan konservasi energi, seperti menangguhkan penerangan lanskap yang tidak diperlukan, menyesuaikan jadwal produksi industri untuk menghindari periode puncak, dan mendorong penggunaan peralatan hemat energi, sebagai respons terhadap tingginya permintaan listrik selama bulan-bulan musim panas, terutama di wilayah yang mengalami panas terik.
Dilansir dari 人民网 (09/08/24), sejak awal Agustus, Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang di Tiongkok Timur, telah mengalami gelombang ketiga suhu tinggi tahun ini, yang menyebabkan beban listrik tertinggi yang pernah tercatat. Untuk memastikan pasokan listrik, kota tersebut telah menangguhkan penerangan lanskap dan pertunjukan cahaya yang tidak diperlukan dari Senin hingga Jumat, kata otoritas kota pada hari Selasa.
Bersama dengan Hangzhou, kota-kota lain seperti Nanjing, Provinsi Jiangsu di Tiongkok Timur, dan Hefei, Provinsi Anhui di Tiongkok Timur juga telah merilis proposal yang menyerukan konservasi energi dalam menghadapi suhu tinggi baru-baru ini.
Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok pada Rabu pagi terus mengeluarkan peringatan oranye untuk suhu tinggi karena beberapa wilayah di negara itu terus mengalami panas terik, dengan beberapa bagian provinsi Anhui, Jiangsu, dan Zhejiang mencatat suhu di atas 40 C.
Otoritas di Zhenjiang, Jiangsu telah meminta lembaga pemerintah dan lembaga publik untuk mematikan peralatan kantor saat tidak digunakan, mengatur AC ke tidak lebih rendah dari 26 C, mematikan lampu dan perangkat elektronik saat meninggalkan ruangan, dan menggunakan tangga sebagai pengganti lift untuk lantai di bawah lantai tiga.
Selama cuaca sangat panas, penting bagi setiap orang untuk ikut serta menghemat listrik. "Ke depannya, kita mungkin perlu menjajaki strategi baru. Tiongkok telah memimpin dalam transisi energi dengan merangkul sumber energi baru seperti tenaga surya dan angin," kata Ma Jun, direktur Institut Urusan Publik dan Lingkungan yang berpusat di Beijing, kepada Global Times.
Diperkirakan total pembangkitan energi angin dan matahari tahunan di Shanghai akan melebihi 5 miliar kilowatt-jam, setara dengan penghematan 1,5 juta ton batu bara standar dan pengurangan emisi karbon dioksida hingga 4 juta ton, kata perusahaan tersebut. (*)
Informasi Seputar Tiongkok