Lama Baca 5 Menit

Sejarah : Lima Konflik Besar antara China dan Jepang, Empat Kemenangan. Satu Kekalahan

19 September 2024, 12:04 WIB

Sejarah : Lima Konflik Besar antara China dan Jepang, Empat Kemenangan. Satu Kekalahan-Image-1
Ilustrasi suasana saat perang

Bolong.id - Hubungan antara Tiongkok dan Jepang telah ditandai dengan konflik selama lebih dari seribu tahun. Dari pertempuran laut di masa Dinasti Tang hingga Perang Tiongkok-Jepang Kedua (Perang Anti-Jepang), kedua negara telah terlibat dalam berbagai bentrokan militer. Meskipun hubungan diplomatik saat ini lebih damai, penting untuk mengenang masa lalu sebagai pelajaran agar sejarah tidak terulang.

Dilansir dari 流浪的度小兔, berikut ini adalah lima konflik besar antara Tiongkok dan Jepang dalam sejarah yang menggambarkan perjuangan panjang antara kedua negara:

1. Pertempuran Baekgang (663 M)

Pertempuran Baekgang terjadi pada tahun 663 M di muara Sungai Baekgang (sekarang Sungai Geum, Korea Selatan) dan melibatkan aliansi Tang Tiongkok dan Silla melawan kekuatan restorasi Baekje yang didukung Jepang. Baekje, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, meminta bantuan dari Jepang setelah dikalahkan oleh Silla dan Tang.

Jepang mengirim armada besar untuk mendukung Baekje, namun aliansi Tang-Silla berhasil memenangkan pertempuran ini. Kekalahan ini merupakan pukulan berat bagi ambisi ekspansi Jepang di wilayah Korea, dan akhirnya mempengaruhi pembaharuan politik Jepang, termasuk Reformasi Taika.

2. Perang Mongol-Jepang (1274 dan 1281 M)

Pada masa Dinasti Yuan, pemimpin Mongol, Kublai Khan, dua kali mencoba menaklukkan Jepang. Usaha pertama terjadi pada tahun 1274, dikenal sebagai Pertempuran Bun'ei. Kublai mengirim 900 kapal dengan 40.000 pasukan, namun badai besar yang dikenal sebagai "angin dewa" atau kamikaze menghancurkan armada tersebut, memaksa Mongol mundur.

Percobaan kedua, pada tahun 1281, juga berakhir dengan kegagalan. Kublai Khan mengirim lebih banyak kapal dan tentara, tetapi sekali lagi badai besar menghancurkan sebagian besar armada mereka. Kedua upaya ini gagal dan memengaruhi strategi militer Jepang di masa depan.

3. Perang Imjin (1592-1598 M)

Perang Imjin, atau "Invasi Jepang ke Korea," terjadi ketika Jepang, di bawah Toyotomi Hideyoshi, mencoba menaklukkan Korea sebagai batu loncatan untuk menyerang Dinasti Ming. Pada tahun 1592, pasukan Jepang mendarat di Korea dan dengan cepat menduduki sebagian besar wilayah.

Namun, bantuan militer dari Dinasti Ming dan perlawanan sengit dari angkatan laut Korea, terutama di bawah pimpinan Laksamana Yi Sun-sin, mengubah jalannya perang. Setelah bertahun-tahun pertempuran, Jepang terpaksa mundur pada tahun 1598 setelah kematian Toyotomi Hideyoshi.

4. Perang Tiongkok-Jepang Pertama (1894-1895 M)

Perang Tiongkok-Jepang Pertama terjadi pada akhir abad ke-19 antara Dinasti Qing dan Kekaisaran Jepang. Konflik ini dipicu oleh persaingan atas pengaruh di Korea. Jepang yang telah melakukan modernisasi besar-besaran selama Restorasi Meiji, berhasil mengalahkan Tiongkok dengan mudah, menunjukkan superioritas militer mereka.

Kekalahan Qing berakhir dengan Perjanjian Shimonoseki, yang membuat Tiongkok harus menyerahkan Taiwan dan Kepulauan Penghu kepada Jepang, serta membayar ganti rugi besar. Kekalahan ini memicu reformasi besar di Tiongkok, tetapi juga mempercepat kejatuhan Dinasti Qing.

5. Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937-1945 M)

Ini adalah salah satu konflik terbesar antara Tiongkok dan Jepang, yang menjadi bagian dari Perang Dunia II. Setelah invasi Jepang ke Manchuria pada tahun 1931, konflik semakin memanas hingga mencapai perang penuh pada tahun 1937 setelah Insiden Jembatan Marco Polo.

Selama perang delapan tahun ini, rakyat Tiongkok menderita di bawah kekejaman tentara Jepang, termasuk Pembantaian Nanjing yang terkenal kejam. Namun, perlawanan gigih dari Tentara Nasionalis Tiongkok dan Tentara Komunis, serta bantuan dari Sekutu setelah pecahnya Perang Pasifik, akhirnya memaksa Jepang menyerah pada 1945 setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Selama seribu tahun, Tiongkok dan Jepang telah berulang kali bentrok dalam pertempuran yang bersejarah. Meskipun ada banyak konflik, hubungan modern antara kedua negara telah berkembang ke arah yang lebih damai. (*)

Informasi Seputar Tiongkok