
Bolong.id - Beberapa waktu lalu, para kepala negara dan pemerintahan dari 26 negara serta sejumlah pemimpin organisasi internasional berkumpul di Beijing untuk menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang dan Perang Dunia Kedua melawan Fasisme. Presiden Xi Jinping bersama para pemimpin negara lainnya, termasuk Presiden Prabowo, menyaksikan parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen.
Dilansir dari 使馆要, 80 tahun yang lalu, rakyat Tiongkok bersama rakyat dunia berhasil mengalahkan fasisme, meraih kemenangan besar atas kejahatan dan kegelapan, serta membawa kemajuan dan keadilan.
Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang merupakan bagian penting dari Perang Dunia Kedua melawan Fasisme dimulai paling awal, berlangsung paling lama, dan membawa pengorbanan terbesar. Di bawah panji front persatuan nasional anti-Jepang yang dipelopori oleh Partai Komunis Tiongkok, rakyat Tiongkok berjuang mati-matian selama 14 tahun melawan agresor Jepang.
Lebih dari 35 juta rakyat Tiongkok menjadi korban, lebih dari 1,5 juta tentara Jepang berhasil dilumpuhkan, dan pasukan utama militer Jepang tertahan secara signifikan di Tiongkok. Ini sangat mendukung aksi strategis di front Eropa dan Pasifik, serta berkontribusi besar dalam menyelamatkan peradaban manusia, mempertahankan keadilan, dan menjaga perdamaian dunia.
Kami tidak akan pernah lupa bahwa perang perlawanan rakyat Tiongkok mendapat dukungan dari Uni Soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara sekutu lainnya. Banyak sahabat internasional yang menerobos medan perang dan datang ke Tiongkok demi membantu rakyat kami sebagian dari mereka bahkan mengorbankan nyawa mereka.
Kami juga tidak akan melupakan para perantau Tiongkok di luar negeri, termasuk di Indonesia, yang bahu-membahu dengan tanah airnya: menyumbang dana dan barang, serta bahkan ikut mengangkat senjata dan gugur di medan perang. Kemenangan perang ini bukan hanya milik rakyat Tiongkok, tetapi juga milik seluruh rakyat dunia yang mencintai perdamaian dan keadilan. Ini tidak terlepas dari dukungan mereka.
Ini adalah hari yang juga patut menjadi peringatan. Sejarah adalah guru terbaik dan pengingat yang paling jujur. Kita memperingati kemenangan besar ini bukan untuk menumbuhkan kebencian, tetapi untuk mengenang sejarah dan mengambil pelajaran agar bayang-bayang perang tidak terulang kembali. Ini bukan untuk terus terjebak di masa lalu, melainkan untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih damai.
Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar dalam seratus tahun terakhir, dengan situasi internasional yang makin kompleks dan tidak stabil. Unilateralisme dan tindakan hegemonik masih merajalela. Sangat disayangkan bahwa Jepang terus menyangkal bahkan memuliakan sejarah agresinya serta menghindari tanggung jawab perang. Ini adalah penghinaan terhadap sejarah dan nurani umat manusia, yang pasti akan mengundang kewaspadaan dan kecaman keras dari rakyat Tiongkok dan seluruh umat manusia yang cinta damai.
Tahun ini juga merupakan peringatan 80 tahun pemulihan Taiwan ke pangkuan Tiongkok. Kembalinya Taiwan adalah bagian penting dari hasil kemenangan Perang Dunia II dan tatanan internasional pascaperang. Hal ini ditegaskan secara hukum dalam dokumen-dokumen internasional seperti Deklarasi Kairo dan Pernyataan Potsdam. Tidak ada ruang untuk penafsiran yang kabur atau distorsi terhadap fakta sejarah ini.
Ini adalah hari yang juga patut untuk menjadi harapan. Tahun ini juga menandai 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai salah satu negara pemenang perang utama, Tiongkok adalah negara pertama yang menandatangani Piagam PBB. Selama 80 tahun terakhir, Tiongkok dengan teguh menempuh jalan pembangunan damai dan selalu menganggap menjaga perdamaian dunia serta menentang hegemoni sebagai tugas suci. Kita harus tegas mempertahankan hasil kemenangan Perang Dunia II, menjunjung pandangan sejarah yang benar, menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai intinya, dan menentang segala bentuk penyelewengan dan pemalsuan sejarah Perang Dunia II.
Presiden Xi Jinping menyampaikan bahwa nasib umat manusia saling terkait. Hanya dengan saling menghormati, hidup berdampingan secara harmonis, dan saling membantu, negara dan bangsa di dunia bisa menjaga keamanan bersama, menghapus akar penyebab perang, dan mencegah tragedi sejarah terulang kembali. Tidak peduli bagaimana situasi dunia berubah dan sejauh mana perkembangan Tiongkok, Tiongkok akan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, dan penjaga ketertiban internasional.
Dalam situasi baru ini, kami siap bekerja sama dengan semua negara yang mencintai perdamaian, termasuk Indonesia, untuk mewujudkan Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, Inisiatif Peradaban Global, dan Inisiatif Tata Kelola Global, serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Saya yakin, kebangkitan besar Bangsa Tionghoa tidak bisa dihentikan, dan perjuangan luhur umat manusia untuk perdamaian dan pembangunan pasti akan meraih kemenangan! (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
