Lama Baca 2 Menit

Perhelatan G20 Resmi di Gelar di Johannesburg, Afrika Selatan

24 November 2025, 09:29 WIB

Perhelatan G20 Resmi di Gelar di Johannesburg, Afrika Selatan-Image-1
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyampaikan pidato pembukaan saat memimpin sesi pleno KTT Pemimpin G20 di Nasrec Expo Centre di Johannesburg. Thomas Mukoya / AFP - Getty Images

Bolong.Id - Pertemuan para pemimpin dari 20 kekuatan ekonomi dunia  2025 G20 Johannesburg Summit yang berlangsung pada 22–23 November 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan, membuka babak baru bagi forum tersebut dengan dinamika diplomasi yang belum pernah terjadi.   

Sebagai tuan rumah, Afrika Selatan menetapkan tema “Solidarity, Equality, Sustainability” dan mengajukan agenda yang kuat untuk negara-negara berkembang: kesiapan menghadapi bencana iklim, keberlanjutan utang negara berpenghasilan rendah, transisi energi bersih, serta pemanfaatan mineral penting secara inklusif. 

Uniknya, deklarasi pemimpin yang biasanya diadopsi di akhir pertemuan diterbitkan di awal. Hal ini dianggap oleh banyak pihak sebagai sinyal keinginan tuan rumah untuk memperkuat posisi Global South di forum tersebut.  

Pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan memboikot summit tersebut karena perselisihan diplomatik khususnya atas tuduhan terhadap Afrika Selatan terkait perlakuan terhadap minoritas Afrikaner yang telah dibantah secara luas. 

Meskipun demikian, delegasi lainnya tetap lanjut, dan draf deklarasi 122 poin telah disepakati tanpa masukan AS. 

Absennya AS menimbulkan kekhawatiran akan kredibilitas G20 sebagai forum global utama. Namun, Afrika Selatan menegaskan bahwa forum tetap relevan dan dapat bergerak dengan atau tanpa kehadiran negara adidaya tersebut. 

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menutup forum dengan menyerukan persatuan dan multilateralitas, sambil menyebut bahwa pengalihan presidensi G20 ke AS akan dilakukan secara simbolis “kursi kosong” sebagai refleksi absennya AS. 

Meski demikian, forum ini juga menunjukkan adanya perpecahan. Beberapa negara seperti Argentina menolak mendukung seluruh deklarasi karena isu konflik di Timur Tengah dan Ukraina.(*) 

Informasi Seputar Tiongkok.