Lama Baca 4 Menit

Akhirnya! China Bebas dari Malaria Setelah Berjuang 70 Tahun

08 July 2021, 11:14 WIB

Akhirnya! China Bebas dari Malaria Setelah Berjuang 70 Tahun-Image-1

Ilustrasi malaria - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – World Health Organization (WHO) memberikan sertifikasi bagi Tiongkok dan secara resmi menyatakan negara tersebut bebas dari malaria setelah upaya pemberantasan selama 70 tahun.

Dilansir dari Baijiahao.baidu.com, direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengucapkan selamatnya kepada masyarakat Tiongkok yang berhasil memberantas penyakit tersebut dari negaranya.

"Keberhasilan mereka diperoleh dengan susah payah dan datang hanya setelah beberapa dekade tindakan yang ditargetkan dan berkelanjutan," kata Tedros seperti melansir laman resmi WHO pada Jumat (2/7/2021).

"Dengan pengumuman ini, Tiongkok bergabung dengan semakin banyak negara yang menunjukkan kepada dunia bahwa masa depan bebas malaria adalah tujuan yang layak," ujarnya.

Dengan keberhasilan tersebut, Tiongkok menjadi negara pertama di wilayah Pasifik Barat WHO yang mendapatkan sertifikasi bebas malaria dalam lebih dari tiga dekade.

Negara-negara lain di WHO Pasifik Barat lain yang sudah mencapai status eliminasi malaria lainnya adalah Australia (1981), Singapura (1982), dan Brunei Darussalam (1987).

Upaya Tiongkok Berantas Malaria

Tahun 1950, otoritas kesehatan Tiongkok mulai bekerja untuk menemukan dan menghentikan penyebaran malaria dengan menyediakan obat-obatan pencegah antimalaria bagi orang-orang yang berisiko terkena penyakit tersebut, serta pengobatan bagi mereka yang sakit.

Negara ini juga melakukan upaya besar untuk mengurangi tempat berkembang biak nyamuk dan meningkatkan penggunaan insektisida di rumah-rumah di beberapa daerah.

Di 1967, pemerintah Tiongkok juga meluncurkan "Proyek 523" yang merupakan program penelitian nasional yang bertujuan untuk menemukan pengobatan baru untuk malaria.

Program yang melibatkan lebih dari 500 ilmuwan dari 60 institusi ini, mengarah pada penemuan artemisinin pada tahun 1970-an, senyawa inti terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT), obat antimalaria paling efektif yang tersedia saat ini.

Akhirnya! China Bebas dari Malaria Setelah Berjuang 70 Tahun-Image-2

Pemeriksaan malaria - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Ajukan Status Bebas Malaria di 2020

Tahun 1980-an, Tiongkok adalah salah satu negara pertama di dunia yang secara ekstensif menguji penggunaan kelambu berinsektisida (ITN) untuk pencegahan malaria, jauh sebelum kelambu direkomendasikan WHO. Tahun 1988, lebih dari 2,4 juta kelambu telah didistribusikan secara nasional.

Pada akhir tahun 1990, jumlah kasus malaria di Tiongkok turun drastis menjadi 117.000, dan kematian berkurang hingga 95 persen. Di 2020, setelah 4 tahun berturut-turut melaporkan nol kasus lokal, Tiongkok mengajukan sertifikasi resmi WHO untuk eliminasi malaria.

Anggota Malaria Elimination Certification Panel pada Mei 2021 melakukan kajian ke Tiongkok untuk melakukan verifikasi terhadap status bebas malaria yang diajukan negara itu.

"Upaya tak kenal lelah Tiongkok untuk mencapai tonggak penting ini menunjukkan kuatnya komitmen politik dan penguatan sistem kesehatan nasional, dapat menghasilkan pemberantasan penyakit yang pernah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama," kata Takeshi Kasai, Direktur Regional WHO Pasifik Barat.

Secara global, ada 40 negara dan teritorial yang mendapatkan sertifikasi bebas malaria dari WHO. Beberapa yang terbaru adalah El Salvador (2021), Algeria (2019), Argentina (2019), Paraguay (2018), dan Uzbekistan (2018). (*) 


Informasi Seputar Tiongkok