Cerita pasien sembuh dari covid-19 - Image from tribunnews.com
Pemerintah Tiongkok melaporkan sebanyak 13 kasus baru virus Corona di terjadi di Tiongkok, dengan hanya satu kasus domestik dan sisanya kasus dari luar Tiongkok.
Dikatakan juga oleh pemerintah Tiongkok bahwa jumlah pasien virus Corona yang sembuh semakin meningkat hingga kini sudah mencapai 71 ribu orang.
Seperti dikutip dari AFP, Rabu (18/3/2020), Dijelaskan oleh Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyatakan bahwa selama dua hari berturut-turut, hanya ada laporan satu kasus baru yang masuk di wilayah kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang menjadi asal wabah virus ini.
Kasus virus Corona baru yang terjadi di wilayah Provinsi Hubei juga meningkat hanya satu digit dalam tujuh hari terakhir ini, kasus corona sudah mulai menurun jauh dari masa-masa puncak pada awal Februari lalu saat ribuan kasus baru dilaporkan setiap harinya di wilayah tersebut.
71.150 Pasien Corona di Tiongkok Sudah Sembuh
Kasus corona di Tiongkok menurun - Image from today.line.me
Berdasarkan data yang dihimpun dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa pasien yang sudah sembuh dari virus corona (Covid-19) di Tiongkok hingga Jumat (20/3) pagi mencapai 71.258 dari 81.193 kasus yang terinfeksi.
Dengan demikian, artinya persentase kesembuhan di Tiongkok telah menembus 87,76%.
Dengan tingginya persentase dari angka kesembuhan tersebut merupakan sebuah kabar baik yang dapat menumbuhkan harapan global bagi negara-negara yang tengah melawan penyebaran wabah corona.
Melansir AFP, Tiongkok kembali melaporkan tidak ada penambahan pasien baru akibat terpapar virus corona (Covid-19) di negara tersebut.
Namun, Tiongkok mencatat masih ada 39 kasus baru terdeteksi di Tiongkok, yang semuanya berasal dari pendatang. Sehingga jumlah total kasus yang berasal dari impor atau luar Tiongkok, pada Jumat (20/3/2020), menjadi 228 kasus.
Pemerintah Tiongkok pun mewajibkan semua pendatang dari luar negeri yang singgah ke Beijing untuk menjalani karantina selama 14 hari.
Berbanding jauh dengan Tiongkok, total angka kematian di negara Eropa justru semakin meningkat drastis. Salah satu contohnya adalah Italia dengan jumlah korban meninggal yang melampaui Tiongkok, yakni 3.405 korban meninggal hingga per hari ini (21/03/2020)
Jumlah korban meninggal di Italia dilaporkan menjadi yang paling tinggi saat ini, menyalip Tiongkok yang mencapai 3.405.
Sementara, tingkat kesembuhan di Italia hanya sekitar 10,8 persen atau 4.440 orang, sangat jauh ketimbang Tiongkok yang merupakan pusat penyebaran virus.
Sedangkan di Indonesia sendiri, tercatat terjadi 369 kasus, dengan pasien sembuh 17 orang dan yang meninggal mencapai 32 orang.
Tingkat kesembuhan di Indonesia terbilang masih kurang sedikit dibandingkan dengan presentase tingkat kematian yang meningkat.
Indonesia perlu belajar dari kisah-kisah perjuangan para pasien yang sembuh melewati virus corona ini. Bahkan tidak mustahil bahwa usia lanjut yang terkena corona pun juga dapat sembuh.
Padahal pada beberapa negara pasien usia lanjut akan dibiarkan meninggal.
Dengan angka kematian yang tinggi di Indonesia, maka dari itu perlu mencontoh dari perjuangan pasien yang sembuh dari corona. Agar dapat mengetahui apa yang telah dilakukan sehingga bisa sembuh.
Cerita Perjuangan 2 Pasien Berusia 103 Tahun di Tiongkok dan Iran yang Sembuh dari Covid-19
Dua pasien lanjut usia dinyatakan sembuh - Image from today.line.me
Virus corona ini disebut-sebut bisa berakibat fatal jika orang yang terinfeksi tidak memiliki imun dan daya tahan tubuh yang tinggi.
Mereka yang tidak memiliki daya tahan tubuh kuat ini biasanya terjadi pada bayi dan orang yang sudah lanjut usia.
Kenapa pada bayi? Karena imun tubuh dalam bayi masih belum terbentuk dengan sempurna. Sementara jika pada lansia kemampuan daya tahan tubuh terhadap penyakit sudah menurun karena usia.
Tetapi, ditemukan anomali atau fakta baru yang justru bertentangan dengan pemahaman di atas itu.
Karena ada dua orang perempuan yang sudah lanjut usia di Iran dan Tiongkok yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 ini, penyakit yang menyebabkan kematian hingga merenggut hampir 10.00 jiwa di dunia hingga saat ini (21/03/2020)
Sembuh setelah 6 hari mendapat perawatan di rumah sakit
Kasus pasien sembuh pertama datang dari seorang perempuan asal Iran yang sudah tak muda lagi dengan berusia 103 tahun.
Dilansir dari AA (18/3/2020), Rektor dari Semn University of Medical Sciences, perempuan lanjut usia itu telah dinyatakan sembuh dan sudah boleh meninggalkan rumah sakit tempatnya dirawat.
Perempuan yang tidak disebutkan identitasnya ini menjadi pasien tertua kedua yang dinyatakan berhasil sembuh sepenuhnya dari serangan virus corona ini.
Kurang lebih sepekan sebelumnya, Pemerintah Tiongkok telah mengumumkan juga adanya seorang pasien Covid-19 yang juga tak berusia muda, bahkan usianya sama yaitu 103 tahun, yang juga dinyatakan berhasil terbebas dari infeksi virus ini.
Perempuan yang memiliki Zhang Guangfen ini dinyatakan sembuh setelah dirawat selama 6 hari di rumah sakit.
Berdasarkan data yang dihimpun, perempuan tua ini merupakan salah satu dari pasien Covid-19 tertua dari kasus di seluruh dunia yang dinyatakan sembuh dari serangan virus corona.
Mengutip dari Independent (12/3/2020), cerita dokter yang menanganinya, Zeng Yulan, menyebutkan bahwa kesembuhan ini berhasil didapatkan oleh Zhang, dikarenakan beberapa faktor salah satunya dukungan fisik yang tidak memiliki riwayat penyakit bawaan apapun.
Sehingga tidak terjadi kompilasi yang membuat virus corona semakin mengganas akibat daya tahan tubuh yang tidak kuat.
Walau diberitakan sempat kritis sebelumnya, Zheng telah diidentifikasi mengidap Covid-19 pada 1 Maret 2020 dan kemudian dirawat di Liyuan Affiliated Hospital of Tongji Medical College di Wuhan.
Sebelumnya Zheng sempat mengalami kondisi kritis hingga kesulitan berkomunikasi dengan tenaga medis yang ada saat pertama kali dilarikan ke rumah sakit.
Dari dua fakta ini bisa menjadi penyemangat dan pembelajaran tersendiri bagi siapa pun yang tengah menjalani perawatan atau bahkan menjalani isolasi akibat virus corona ini.
Yang artinya kesempatan untuk sembuh sangat terbuka untuk siapapun. Dari perjuangan dua perempuan yang berusia lebih dari seabad ini pun sudah membuktikannya.
Sakit akibat Virus Corona COVID-19 memang dapat disembuhkan. Tetapi, dari beberapa orang yang sembuh akibat kasus serius Virus Corona jenis baru ini ternyata mengalami efek samping.
Apakah ada Efek Samping Usai Pasien Corona COVID-19 Sembuh?
Menurut para ahli perawatan intensif di Inggris mengungkap, bahwa ada beberapa pasien COVID-19 yang sembuh namun mengalami kerusakan pada paru-paru, dan kabar buruknya mungkin membutuhkan waktu 15 tahun untuk pulih total dari serangan virus corona ini.
Dinyatakan bahwa ketika COVID-19 mencapai paru-paru, selaput lendir yang melapisi berbagai rongga tubuh dan saluran udara akan terjadi peradangan.
Menurut NHS, peradangan ini kemudian dapat menyebabkan ARDS, di mana "cairan dari pembuluh darah terdekat bocor ke kantung udara kecil di paru-paru Anda, membuat pernapasan semakin sulit."
Meskipun paru-paru pasien Virus Corona COVID-19 dapat kembali 'tampak normal' setelah enam bulan dengan masalah minimal seperti melemahnya kemampuan untuk berolahraga, mereka yang terus mengembangkan ARDS dapat "membutuhkan waktu 15 tahun agar paru-paru mereka pulih," Kata FICM, menurut The Sunday Times.