Lama Baca 3 Menit

Hati-hati, Bicara dengan Suara Keras Ternyata Tingkatkan Risiko Penyebaran COVID-19!

26 June 2020, 15:15 WIB

Hati-hati, Bicara dengan Suara Keras Ternyata Tingkatkan Risiko Penyebaran COVID-19!-Image-1

Bicaranya pelan saja ya - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Tahukah kamu? Ternyata, kalau kita berbicara keras, kita dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19, lho! Berdasarkan sebuah ringkasan penelitian yang berjudul, 'The airborne lifetime of small speech droplets and their potential importance in SARS-CoV-2 transmission' (Masa hidup droplet di udara ketika berbicara dan potensi penting dalam mentransmisikan virus SARS-CoV-2), yang diterbitkan pada awal bulan Juni 2020, menyatakan: "Ada kemungkinan besar bahwa ketika kita berbicara, kita dapat menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan.”

Pernyataan lainnya menyatakan bahwa, "Tetesan droplet yang keluar ketika seorang pembawa virus corona tak bergejala berbicara, menyebar kepada orang-orang di sekitarnya.” Pernyataan lainnya lagi mengatakan, "Kalau diamati menggunakan sinar laser, akan terungkap bahwa berbicara dengan keras dapat memuncratkan ribuan tetesan cairan per detik."

Hati-hati, Bicara dengan Suara Keras Ternyata Tingkatkan Risiko Penyebaran COVID-19!-Image-2

Jangan lupa untuk selalu pakai masker - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami


Melansir CGTN, studi serupa yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan, Teknik dan Kedokteran Nasional Amerika Serikat dan Asosiasi Jepang untuk Penyakit Menular juga berkesimpulan serupa dan merekomendasikan agar semua orang tetap memakai masker untuk mengurangi risiko penularan. Karena penelitian ini, semua tempat harus memastikan agar orang tidak berbicara dengan suara yang keras terhadap satu sama lain, seperti ketika berada di sebuah pub dan tempat hiburan lainnya.

Seperti yang sudah kita ketahui, COVID-19 sudah menyebar ke berbagai negara di dunia dimulai dari Wuhan, Tiongkok. Sesuai data Worldometers, jumlah kasus di Tiongkok telah mencapai 83.462 kasus, ada 13 kasus baru, 4.634 meninggal, dan 78.439 orang sembuh. Sedangkan jumlah kasus di Indonesia telah mencapai 50.187 kasus, 2.620 orang meninggal, dan 20.449 sembuh.