Lama Baca 3 Menit

Interpol: Geng Kriminal Diuntungkan oleh Larangan Impor Sampah Plastik Tiongkok

28 August 2020, 15:07 WIB

Interpol: Geng Kriminal Diuntungkan oleh Larangan Impor Sampah Plastik Tiongkok-Image-1

Sampah plastik - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Shanghai, Bolong.id - Jaringan kriminal menyelundupkan sampah plastik dari Barat ke pabrik daur ulang ilegal di Asia. Mereka memanfaatkan aturan larangan impor limbah ke Tiongkok pada 2018, yang dulu limbah itu diproses di Tiongkok. Demikian kata Interpol pada Jumat (28/8/2020).

Mulai awal 2018, pemerintah Tiongkok melarang impor beberapa jenis sampah, termasuk plastik. Semula, Tiongkok importir limbah plastik terbesar di dunia. Dan, peraturan Tiongkok itu menyulitkan negara-negara pembuang sampah plastik, terutama Barat.

Dilansir dari Reuters, jutaan ton limbah yang dulunya diterima Tiongkok itu, kini jadi peluang bisnis ilegal, kata organisasi kepolisian dalam sebuah laporan. Akibatnya, terjadi lonjakan perdagangan limbah ilegal.

Tiongkok mulai mengimpor limbah 1980-an, ketika kapal yang mengirimkan barang ke Eropa atau Amerika Serikat kembali penuh dengan bahan daur ulang yang berpotensi menguntungkan.

Tetapi Beijing mengakhiri itu pada 2018 untuk meningkatkan ekonominya dan memaksa pendaur ulang untuk menangani lonjakan volume limbah domestik yang tidak diolah di sabuk tempat pembuangan akhir (TPA) yang mengelilingi semua kota utamanya.

Tim penegakan pencemaran global Interpol mengatakan, geng-geng kriminal telah memanfaatkan gangguan pada rantai pasokan global yang sebelumnya melihat ada lebih dari 7 juta ton plastik bekas tiba di pelabuhan Tiongkok setiap tahun.

Dikatakan, "telah terjadi peningkatan yang cukup besar selama dua tahun terakhir dalam pengiriman limbah ilegal, terutama dialihkan ke Asia Tenggara melalui beberapa negara transit untuk menyamarkan asal pengiriman limbah".

Ada juga peningkatan pembakaran sampah ilegal dan tempat pembuangan sampah di Eropa dan Asia, dengan geng-geng menggunakan dokumentasi palsu untuk menghindari peraturan, katanya.

Kelompok lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan, penghapusan Tiongkok sebagai solusi mudah untuk masalah limbah plastik dunia telah memungkinkan geng kriminal berkembang, dan meminta pemerintah untuk membentuk kerangka kerja global untuk menangani masalah tersebut.

“Kejahatan limbah adalah ancaman yang meningkat dengan akar pada masalah yang lebih mendasar: ketidakmampuan untuk mengelola penggunaan dan produksi plastik,” kata Eirik Lindebjerg, Manajer Kebijakan Plastik Global WWF.