Lama Baca 3 Menit

Mau Beli Deterjen di Shanghai? Harus Bawa Botol dari Rumah

31 October 2020, 09:30 WIB

Mau Beli Deterjen di Shanghai? Harus Bawa Botol dari Rumah-Image-1

Ilustrasi - Image from Pexels

Shanghai, Bolong.id - Ini kebiasaan baru. Toko-toko mewajibkan pelanggan membawa botol dari rumah, saat membeli deterjen isi ulang, pembersih tangan, pelembut kain, dan produk pembersih kiloan lainnya. Itu semakin populer di kalangan penduduk di Shanghai, Tiongkok.

Salah satu toko semacam itu di distrik Yangpu Shanghai telah mengalami peningkatan bisnis selama beberapa bulan terakhir. Selama jam sibuknya, pelanggan bahkan harus mengantre untuk mengisi ulang.

"Semakin banyak pelanggan datang mengunjungi toko dalam beberapa bulan terakhir karena mereka semakin sadar akan pentingnya perlindungan lingkungan," kata Wang Shihai, Manajer Toko.

Terletak di Jalan Yangshupu, toko tersebut milik Shanghai Soap Corp, sebuah perusahaan lokal yang menjual produk pembersih pribadi dan rumah tangga. Toko yang berdiri pada tahun 1923 ini sebelumnya bernama Shanghai Soap Factory.

"Toko kami sudah memiliki model bisnis ini selama lebih dari 30 tahun. Yang kami tawarkan sekitar 70 persen lebih murah daripada produk dalam kemasan terpisah yang dijual di supermarket. Yang terpenting adalah konsep ritel ini sangat ramah lingkungan," tambah Wang.

Pelanggan toko ini sebagian besar adalah orang paruh baya dan orang tua. Kebanyakan tinggal di dekat sini. Beberapa bahkan berkeliling kota hanya untuk membeli produk dari toko.

Wang mengatakan dia pernah bertemu dengan seorang wanita tua yang tinggal di distrik Baoshan yang akan melakukan perjalanan sekitar satu jam hanya untuk membeli barang di toko.

"Dia bilang toko itu bau masa kecilnya," kata Wang.

"Umumnya, konsumen muda memiliki lebih sedikit waktu luang dan lebih terbiasa berbelanja online sehingga kami jarang melihat mereka di toko sebelumnya. Namun, semakin banyak pelanggan kami saat ini adalah kaum muda yang sadar akan penyelamatan lingkungan."

Meski telah berbisnis selama beberapa dekade, Wang mengklaim bahwa toko-toko seperti miliknya sudah hampir mati.

“Meskipun harga kami telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena mahalnya harga bahan baku, pendapatan kami pun jauh lebih sedikit dari sebelumnya,” katanya.

“Sebenarnya bisnis ini sangat tidak menguntungkan. Tapi kami percaya, sebagai badan usaha milik negara, kami harus memiliki rasa tanggung jawab sosial, termasuk perlindungan lingkungan. Selain itu, ada banyak orang saat ini yang menghargai format ritel dan produk kami sehingga kami tidak bisa tiba-tiba menutup bisnis ini. " (*)