Lama Baca 3 Menit

Ini Tanggapan Tiongkok Terkait Keputusan AS Mengakhiri Hubungannya dengan WHO

03 June 2020, 20:45 WIB

Ini Tanggapan Tiongkok Terkait Keputusan AS Mengakhiri Hubungannya dengan WHO-Image-1

Donald Trump - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Tiongkok akhirnya turut bereaksi terkait keputusan Amerika Serikat untuk mengakhiri hubungannya dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dilansir dari Reuters pada Senin (1/6/20) lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian (赵立坚) mengatakan, jika AS telah mengalami kecanduan untuk keluar dari suatu kelompok organisasi dan membatalkan perjanjian kerjasamanya. Zhao juga menuduh AS terlalu egois dalam mengejar unilateralisme .  

Seperti diketahui, sejak pelantikannya sebagai Presiden AS pada Januari 2017 lalu, Donald Trump telah mendorong pendekatan "America First" untuk berbagai kebijakan luar negeri dalam pemerintahannya. Sebut sja, keluar dari pakta internasional untuk menangani keadaan darurat iklim, kesepakatan nuklir Iran, badan budaya UNESCO, Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Perjanjian Open Skies dan Angkatan Nuklir Jangka Menengah, atau INF serta Perjanjian dengan Rusia. Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pemutusan hubungan dengan WHO di tengah situasi pandemi seperti saat ini. 

Pada Jumat (29/5/20) lalu, Trump menuduh WHO menjadi ‘boneka’ Tiongkok dan mengklaim Beijing melakukan "kontrol total" atas badan kesehatan PBB. Meskipun WHO telah membantah klaim presiden AS itu dengan mengungkapkan bahwa mereka mempromosikan apa yang disebut "disinformasi" tentang wabah tersebut, namun AS tetap kukuh untuk menghentikan pendanaan secara permanen karena lembaga tersebut dianggap gagal melakukan 'perbaikan substantif' dalam 30 hari. 

Amerika Serikat diketahui sebelumnya merupakan penyumbang dana terbesar kepada WHO, setidaknya sekitar US$400 juta atau sekitar Rp7,83 triliun per tahun. Sementara Tiongkok memberikan dana yang lebih kecil yakni hanya US$40 juta atau  sekitar Rp626 miliar setiap tahunnya. "Karena mereka telah gagal melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kami hari ini akan mengakhiri hubungan dengan WHO," kata Trump. 

Menanggapi pernyataan tersebut, Zhao Lijian (赵立坚) menambahkan kalau tidak mungkin bagi WHO hanya melayani satu negara dan mengikuti kehendak negara yang menjadi penyumbang terbesar. Menurutnya, keputusan AS untuk menarik diri dari WHO ketika negaranya memiliki jumlah infeksi COVID-19 tertinggi di dunia, merupakan sesuatu yang mengecewakan dan aneh. Selain Tiongkok, masih banyak tanggapan dari komunitas internasional yang telah menunjukkan ketidaksetujuan dengan langkah yang diambil AS itu. Uni Eropa pun telah meminta AS untuk mempertimbangkan kembali posisinya dan mengatakan bahwa partisipasi semua anggota di badan kesehatan PBB diperlukan dan sangat dibutuhkan.*