Lama Baca 4 Menit

Terlihat dari Satelit! Tudingan AS terhadap Tiongkok Tidak Jujur Soal COVID-19 di Wuhan Kemungkinan Benar?

13 June 2020, 17:20 WIB

Terlihat dari Satelit! Tudingan AS terhadap Tiongkok Tidak Jujur Soal COVID-19 di Wuhan Kemungkinan Benar?-Image-1

Foto Citra Satelit di Wuhan - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Tudingan AS terhadap Tiongkok yang tidak jujur soal virus corona di Wuhan perlahan-lahan mulai terungkap kebenarannya. Foto citra satelit kota Wuhan menunjukan bahwa kemungkinan kota tesebut sudah terinfeksi virus corona sejak bulan September tahun 2019 silam. Sementara, Tiongkok baru melaporkan wabah ini kepada Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization; WHO) pada akhir Desember 2019.     

Perdebatan sengit soal kemunculan virus corona ini masih menjadi tanda tanya besar dan belum menemukan titik terang sebenarnya kapan virus mematikan ini ditularkan pertama kalinya dan darimana asalnya. Sebelumnya, virus ini pertama kali dilaporkan oleh Pemerintah Tiongkok pada 31 Desember 2019, namun Amerika Serikat (AS) tidak percaya dan mengklaim bahwa Tiongkok telah menutup-nutupi ketika virus corona ini merebak pertama kali di Wuhan.      

Selain AS, Harvard Medical School juga telah melakukan penelitian selama lebih dari satu bulan yang menunjukkan adanya kemungkinan virus corona pertama kali muncul pada bulan September 2019 di Wuhan. Melansir laman portal ABC7 pada Selasa (9/6/20) lalu, pemimpin penelitian sekaligus Profesor Harvard Medical, Dr. John Brownstein dan timnya mengatakan bahwa hasil penelitian mereka diperoleh melalui data foto citra satelit komersial yang menunjukan adanya peningkatan lalu lintas secara signifikan pada lima rumah sakit besar di Wuhan mulai akhir musim semi (bulan September) dan awal musim gugur (bulan Oktober) tahun lalu. Bahkan beliau juga mengatakan bahwa lonjakan lalu lintas di sekitar RS ini sejalan dengan meningkatnya pencarian melalui internet. Hal ini membuktikan bahwa ada gangguan sosial yang terjadi pada bulan-bulan tersebut sebelum akhirnya diidentifikasi bahwa virus corona telah merebak di Wuhan.  

Penelitian tidak hanya dilakukan oleh Brownstein dan timnya, tetapi juga melibatkan peneliti dari Boston University dan Boston Children's Hospital. Mereka mengamati kapan tepatnya pemerintah mulai memberlakukan protokol kesehatan yang begitu ketat terhadap warga di Provinsi Hubei dan melihat aktivitas RS. Caranya menganalisanya adalah dengan menghitung jumlah mobil di RS. Mereka beranggapan bahwa jika parkiran penuh, maka aktivitas di RS semakin padat dan kemungkinan sedang terjadi sesuatu seperti infeksi meningkat sehingga orang-orang harus memeriksakannya ke dokter. Di RS Tianyou, Wuhan terjadi peningkatan jumlah mobil yang terparkir sebesar 67% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Pada rumah sakit lain juga terjadi peningkatan sebesar 90% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Singkatnya, peneliti melihat adanya lonjakan lalu lintas dalam dua tahun terakhir selama bulan September hingga Desember 2019 di semua RS besar di Wuhan. Meski dalam pernyataan Presiden RS Metrics, Tom Diamond, beberapa bulan sebelumnya Wuhan memang telah mengalami masalah kesehatan sebelum pandemi virus corona mewabah di Wuhan. 

Kendati demikian, para peneliti mengakui bahwa hal tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Menurut Kepala Medis di Center for Discovery and Innovation, New Jersey, David Perlin data yang disajikan para peneliti cenderung sugestif. Beberapa metode yang dipakai juga dapat dipertanyakan dan interpretasi mereka agak sedikit berlebihan. Agak mengkhawatirkan jika sebuah penelitian hanya menggunakan sebagian data untuk menarik kesimpulan akhir karena kesalahan data seperti pencarian data tak dapat dihindarkan dan bersifat sugestif.*