Lama Baca 4 Menit

DK PBB Gagal Loloskan Rancangan Resolusi Terkait Ukraina

26 February 2022, 13:00 WIB

DK PBB Gagal Loloskan Rancangan Resolusi Terkait Ukraina-Image-1

Zhang Jun, perwakilan tetap China untuk PBB - Image from zhuanlan.zhihu.com

Beijing, Bolong.id - Pada 25 Februari, Dewan Keamanan (DK) PBB memberikan suara pada rancangan resolusi tentang situasi di Ukraina yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Albania. Rancangan resolusi tersebut gagal lolos karena veto Rusia.

Dilansir dari 环球网 pada Sabtu (26/2/2022). dalam pemungutan suara DK PBB, 11 suara mendukung, 1 suara menentang dan 3 abstain. Tiongkok abstain.

Zhang Jun Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB memberi penjelasan setelah Dewan Keamanan memberikan suara pada masalah Ukraina, Zhang mengatakan bahwa Tiongkok sangat prihatin dengan perkembangan terakhir dari situasi di Ukraina.

Tiongkok memiliki alasan memutuskan abstain atas ketidak adilan dan menganjurkan menghormati terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara, serta memperhatikan tujuan dan prinsip Piagam PBB.

Tiongkok selalu meminta semua pihak untuk mencari solusi yang masuk akal untuk masalah satu sama lain melalui cara damai atas dasar kesetaraan dan saling menghormati, menyambut dan mendorong semua upaya untuk mempromosikan solusi diplomatik, dan mendukung Rusia dan Uzbekistan untuk menyelesaikan masalah melalui negosiasi.

Zhang Jun mengatakan bahwa Dewan Keamanan telah mengadakan dua pertemuan darurat dalam seminggu terakhir, semua pihak telah sepenuhnya menyatakan posisi dan keprihatinan pada situasi saat ini. 

Menghadapi situasi yang sangat kompleks dan sensitif saat ini, Dewan Keamanan seharusnya tidak hanya membuat tanggapan yang diperlukan tetapi juga sangat berhati-hati.

Tindakan apa pun harus benar-benar membantu meredakan krisis, bukan menambah bahan bakar ke dalam api. Penanganan yang tidak tepat dan penerapan tekanan dan sanksi yang membabi buta hanya akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa, kerugian harta benda yang lebih besar, situasi yang lebih kompleks dan kacau.

Membuat semakin sulitnya menjembatani perbedaan, menutup pintu penyelesaian secara damai dan pada akhirnya rakyat yang tidak bersalah akan menderita. Pelajaran semacam itu sangat menyakitkan dan harus dipelajari secara mendalam. Berdasarkan hal tersebut di atas, Tiongkok abstain dalam pemungutan suara atas rancangan resolusi tersebut.

Zhang Jun menekankan bahwa masalah Ukraina tidak dalam satu hari ini, situasi saat ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi merupakan hasil dari efek gabungan jangka panjang dari berbagai faktor. Tiongkok menganjurkan konsep keamanan yang umum, komprehensif, kooperatif yang berkelanjutan.

Tiongkok percaya bahwa keamanan satu negara tidak dapat mengorbankan keamanan negara lain dan keamanan regional tidak dapat dijamin dengan memperkuat atau bahkan memperluas blok militer. 

Masalah keamanan yang sah dari Negara harus dihormati. Kasus lima putaran berturut-turut NATO dari ekspansi ke timur, tuntutan keamanan Rusia yang sah harus ditanggapi dengan serius dan benar.

Ukraina harus menjadi jembatan antara Timur dan Barat, bukan perbatasan konfrontasi kekuatan besar. Kami sangat menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menahan diri secara maksimal, mengurangi ketegangan dan menghindari korban sipil.

Solusi terakhir untuk krisis Ukraina adalah meninggalkan mentalitas Perang Dingin, mementingkan dan menghormati masalah keamanan yang wajar dari semua negara. Membentuk mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan melalui negosiasi.

Kami menyerukan semua pihak untuk kembali ke jalur negosiasi diplomatik dan penyelesaian politik sesegera mungkin, menunjukkan ketulusan dan niat baik, membuat keputusan politik, dan mencapai penyelesaian komprehensif masalah Ukraina melalui dialog dan konsultasi.(*)