Lama Baca 3 Menit

Ngeri, Para Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa! Kok Bisa?

29 June 2020, 15:37 WIB

Ngeri, Para Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa! Kok Bisa?-Image-1

Beberapa Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Beberapa pasien COVID-19 di Beijing baru-baru ini mengalami kehilangan total atau sebagian indra penciuman dan perasa mereka. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah mereka dapat kembali merasakan fungsi indra mereka seperti sedia kala.

Para ahli medis meyakinkan para pasien bahwa sebagian besar dari mereka akan mendapatkan kembali indra penciuman dan perasa secara bertahap setelah pulih dari COVID-19 nanti, menambahkan bahwa pasien COVID-19 selama wabah Wuhan juga memiliki gejala-gejala seperti itu.

Dilansir dari cqcb.com, Wu Guo’an (吴国安), wakil direktur Rumah Sakit Ditan Beijing (北京地坛医院), rumah sakit yang ditunjuk untuk pasien COVID-19 di Beijing, mengatakan pada konferensi pers pekan lalu, bahwa sebagian besar pasien COVID-19 di Beijing mengalami gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan dan diare, tetapi ada juga 33 pasien yang alami perubahan pada indra penciuman mereka, 21 pasien pada indra perasa mereka. Namun, kejadian ini jarang disebutkan selama wabah di Wuhan kemarin.

Wang Guiqiang (王贵强), seorang dokter dari Rumah Sakit Pertama Universitas Peking (北京大学第一医院), mengatakan bahwa banyak pasien virus COVID-19 di Wuhan juga mengalami penurunan pada indra penciuman dan perasa mereka, tetapi gejala-gejala ringan seperti itu biasanya diabaikan, karena kebanyakan pasien juga menderita gejala-gejala kritis seperti demam tinggi dan kesulitan bernafas.

Melansir dari Global Times, Wang mengatakan bahwa pasien tidak perlu khawatir kehilangan indera penciuman dan perasa mereka, karena kebanyakan dari mereka secara bertahap dapat memulihkan fungsi indra mereka jika hal tersebut disebabkan oleh infeksi pernapasan akibat COVID-19. Sementara itu, belum ada bukti kerusakan saraf tersebut diakibatkan oleh perawatan atau pengobatan selama penanganan COVID-19.