Lama Baca 4 Menit

Strain COVID-19 Paling Awal di Italia Bukan dari Tiongkok

24 July 2020, 09:07 WIB

Strain COVID-19 Paling Awal di Italia Bukan dari Tiongkok-Image-1

Strain COVID-19 Paling Awal di Italia Bukan dari Tiongkok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Milan, Bolong.id - Strain virus SARS-CoV-2 paling awal yang beredar di Italia ternyata bukan berasal dari Tiongkok langsung. Kesimpulan ini diambil berdasarkan sebuah penelitian terbaru dari para peneliti di Milan.

Italia adalah negara pertama di dunia yang memberlakukan pembatasan perjalanan yang melarang semua penerbangan dari Tiongkok, tetapi pengurutan genom virus memperlihatkan 

"Rantai transmisi yang tidak secara langsung melibatkan Tiongkok", ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Carlo Federico Perno dari Universitas Milan dalam sebuah ulasan penelitan yang diunggah pada laman medRxiv.org pada hari Senin (20/7/2020). 

Tim tersebut telah mengumpulkan lebih dari 300 sampel darah pasien COVID-19 dari wilayah Lombardy pada bulan Februari hingga April dan melacak asal-usul strain virus melalui perubahan gen mereka. Lombardy merupakan tempat di mana wabah paling awal terdeteksi di Barat, dan telah menyumbang lebih dari sepertiga dari total kasus COVID-29 di Italia. 

Tim Perno mengumpulkan sampel darah dari 371 pasien di 12 provinsi di seluruh wilayah Lombardy. Mereka dipilih secara acak dari orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala ringan, sedang atau berat. Strain virus yang ditemukan berasal dari dua garis keturunan yang terpisah, masing-masing memainkan peran dominan di beberapa provinsi. 

Tetapi, keduanya "tidak mengandung jenis virus yang ditemukan pada bulan-bulan pertama wabah merebak di Tiongkok". Strain ini membentuk kelompok yang relatif terisolasi di daerah yang terpisah. Salah satu kemungkinan arah sumbernya adalah Eropa Tengah, di mana strain dengan mutasi serupa telah terdeteksi, menurut para peneliti, dilansir dari South China Morning Post.

Sementara itu, studi Italia ini adalah salah satu dari beberapa penelitian di seluruh dunia yang menemukan fakta bahwa strain virus SARS-CoV-2 yang dideteksi tidak berasal dari Tiongkok. Di New York, jenis virus yang beredar pada bulan Maret 2020 tidak datang dari Tiongkok, sebaliknya, analisis urutan genom menyarankan kemungkinan virus berasal dari Eropa, lokasi di Amerika Serikat lainnya dan dari dalam Kota New York. 

Studi dari Pasteur Institute di Paris pada bulan Mei 2020 mengkonfirmasi bahwa wabah di Prancis tidak memiliki hubungan langsung ke Tiongkok. Studi lain oleh ilmuwan pemerintah Rusia mengidentifikasi 67 asal strain virus di negara mereka dan hanya menemukan satu yang terkait dengan sumber dari Tiongkok.

Di sisi lain, terdapat penelitian lain yang menantang kepercayaan bahwa pandemi ini berasal di Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi pada akhir Desember 2019. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi top Spanyol mengidentifikasi virus SARS-CoV-2 dalam sampel air limbah di Barcelona pada Maret tahun 2019 lalu. 

Meski menurut para pakar perlu ada bukti-bukti lain yang mendukung teori ini, namun hal ini menunjukkan bahwa asal mula virus yang menghantui dunia ini masih belum benar-benar terungkap. (*)