Lama Baca 4 Menit

Ayo Kenali Tanda-Tanda Makanan Sudah Busuk dan Tips Agar Makanan Tetap Aman!

10 August 2020, 13:46 WIB

Ayo Kenali Tanda-Tanda Makanan Sudah Busuk dan Tips Agar Makanan Tetap Aman!-Image-1

Ayo Kenali Tanda-Tanda Makanan Membusuk! - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Saat suhu meningkat dan mikroba menjadi lebih aktif, risiko pembusukan makanan meningkat, terutama makanan kaya protein. Pembusukan makanan seringkali memiliki beberapa tanda-tanda, terutama tercermin dalam warna, bentuk, bau, rasa,dan sebagainya. Ayo, kenali tanda-tandanya untuk beberapa makanan di bawah ini!

Tahu: Setelah membusuk, warna tahu akan berubah menjadi abu-abu tua, kuning tua atau coklat kemerahan. Struktur tahu kasar dan mudah hancur saat disentuh, serta permukaannya yang lengket. Baunya pun tidak enak seperti bau anyir.

Daging hewan: Setelah membusuk, warna daging menjadi gelap dan lemak tidak terlalu berkilau, permukaannya sangat kering atau lengket. Terdapat bau asam atau bahkan bau tak sedap.

Ikan: Setelah membusuk, bola mata menjadi datar atau cekung, kornea menjadi keruh, sisiknya tidak lengkap dan mudah rontok, pudar dan berubah menjadi hitam. Selain itu, insang melekat, perut bengkak, dan elastisitasnya buruk serta terdapat bau amis menyengat.

Susu: Setelah membusuk, warnanya berubah menjadi merah muda, kuning hijau, atau berwarna gelap. Lapisan susu menebal dan tidak merata dalam larutan dengan gumpalan yang disertain bau tidak biasa.

Telur: Saat membusuk, kulit telur berwarna abu-abu hitam atau memiliki bintik-bintik dan retakan. Selain itu, telur terasa ringan dan apabila digerakkan akan dapat merasakan kuning telur bergetar. Ketika dibuka, biasanya cangkang lengket atau kuning telur yang berceceran. Bau telur busuk juga sangat menyengat. 

Selain itu, makanan yang kaya karbohidrat, seperti biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan, gula dan produknya, akan memiliki rasa asam, beralkohol, atau apek setelah rusak. Sementara, makanan kaya minyak, seperti minyak sayur, lemak babi, mentega, krim, kacang-kacangan, gorengan, dan lain-lain akan berbau tengik atau anyir setelah rusak.

Dilansir dari laman Xinhua, untuk membuat makanan aman saat cuaca panas, kita perlu melakukan hal berikut:

Ayo Kenali Tanda-Tanda Makanan Sudah Busuk dan Tips Agar Makanan Tetap Aman!-Image-2

Tips Untuk Makanan Tetap Aman - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Pertama, makanan suhu rendah sebaiknya tidak disimpan pada suhu kamar. Perhatikan kondisi penyimpanan pada kemasan makanan. Makanan yang hanya dapat didinginkan atau dibekukan sebaiknya tidak disimpan pada suhu ruangan, karena kecepatan reproduksi mikroba akan dipercepat dan umur penyimpanan makanan akan diperpendek. Misalnya, susu UHT dapat disimpan pada suhu kamar atau didinginkan, sedangkan susu pasteurisasi hanya dapat didinginkan.

Kedua, makanan dengan kelembaban rendah harus ditutup rapat. Meskipun lemari es dapat memperpanjang umur penyimpanan makanan, tetapi untuk beberapa makanan dengan kadar air rendah, jika tidak ditutup rapat dan langsung dimasukkan ke lemari es untuk didinginkan, akan mudah rusak karena lembab. Misalnya, susu bubuk sebaiknya tidak disimpan di lemari es setelah dibuka tutupnya, produk makanan laut kering seperti udang kering dan kerang harus ditutup rapat jika akan didinginkan di lemari es.

Ketiga, pengemasan vakum seringkali lebih kondusif untuk pengawetan. Selain suhu dan kelembaban, oksigen juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme. Jika oksigen tidak mencukupi, pertumbuhan bakteri, jamur dan serangga akan terbatas. Misalnya, untuk penyimpanan biji-bijian dan kacang-kacangan, direkomendasikan untuk menggunakan pengemasan vakum.

Keempat, dinginkan setelah dibuka dan habiskan sesegera mungkin. Beberapa makanan tertutup, seperti susu UHT, jus murni, dan saus tomat yang dalam kondisi steril saat dikemas harus didinginkan dan dimakan sesegera mungkin setelah dibuka karena adanya invasi mikroorganisme. (*)