Lama Baca 3 Menit

Grup 'COVAX' Ada 76 Negara, Siap Beli Vaksin Covid-19

05 September 2020, 10:11 WIB

Grup 'COVAX' Ada 76 Negara, Siap Beli Vaksin Covid-19-Image-1

Grup 'COVAX' Kini Sudah Miliki 76 Anggota - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kammi

London, Bolong.id - 76 negara berkomitmen bergabung dengan rencana alokasi vaksin COVID-19 global yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu distribusi vaksin secara adil.

Seth Berkley, kepala eksekutif aliansi vaksin GAVI, mengatakan rencana yang dikenal sebagai COVAX tersebut, sekarang ada Jepang, Jerman, Norwegia, dan lebih dari 70 negara lainnya yang telah mendaftar dan menyetujui prinsip untuk mendapatkan vaksin COVID-19 bagi populasi mereka melalui fasilitas tersebut.

"Kami memiliki, saat ini, 76 negara berpenghasilan menengah ke atas dan negara berpenghasilan tinggi yang telah mengirimkan konfirmasi niat untuk berpartisipasi.. dan kami berharap jumlah ini meningkat," kata Berkley, dilansir dari Reuters, Jumat (4/9/2020).

“Ini kabar baik. Ini menunjukkan bahwa fasilitas COVAX terbuka untuk bisnis dan menarik minat di seluruh dunia yang kami harapkan… Koordinator COVAX sedang dalam pembicaraan dengan Tiongkok tentang kemungkinan mereka juga bergabung,” ungkap Berkley. Ia juga menambahkan, “Kami kemarin berdiskusi dengan pemerintah (Tiongkok). Kami belum memiliki kesepakatan yang ditandatangani dengan mereka, tetapi Beijing telah memberikan sinyal positif".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying (华春莹) mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Rabu (2/9/2020) bahwa Tiongkok mendukung COVAX dan telah berkomunikasi dengan WHO dan pihak lain tentang hal ini.

COVAX dipimpin bersama oleh GAVI, WHO dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dirancang untuk mencegah pemerintah nasional menimbun vaksin COVID-19 dan untuk fokus pada vaksinasi orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara.

Para pendukungnya mengatakan strategi ini harus mengarah pada biaya vaksin yang lebih rendah bagi semua orang dan mengakhiri pandemi yang telah merenggut sekitar 860.000 nyawa masyarakat dunia dengan lebih cepat.

Negara-negara kaya yang bergabung dengan COVAX akan membiayai pembelian vaksin dari anggaran nasional mereka, dan akan bermitra dengan 92 negara miskin yang didukung melalui sumbangan sukarela guna memastikan vaksin dikirimkan secara adil. Negara-negara kaya yang berpartisipasi juga bebas untuk mendapatkan vaksin melalui kesepakatan bilateral dan rencana lainnya.

Di sisi lain, Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa (1/9/2020) bahwa mereka tidak akan bergabung dengan COVAX karena keberatan administrasi Trump atas keterlibatan WHO, sebuah langkah yang digambarkan oleh beberapa kritikus sebagai "mengecewakan". Berkley mengatakan dia tidak terkejut dengan keputusan AS, tetapi akan berusaha melanjutkan pembicaraan dengan Washington.