Lama Baca 5 Menit

Terpisah 17 Tahun, Pasangan Dosen Taiwan Cari Mantan PRT Asal Indonesia

27 September 2020, 17:52 WIB

Terpisah 17 Tahun, Pasangan Dosen Taiwan Cari Mantan PRT Asal Indonesia-Image-1

Wati Bersama Keluarga Liao - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Taipei, Bolong.id - Program “Mencari bunda ke dua” merupakan sebuah program kerja sama lebih dari 30 an instansi yang ada di Taiwan. Sepasang dosen, Liao Chen-fu dan Huang Yu-wen, beserta putranya Liao Heng-de pun mengikuti program ini untuk mencari Wati, mantan PRT asal Indonesia yang dulu membantu mengasuh sang putra dan telah kembali pulang ke kampung halamannya 17 tahun silam.

“Khususnya saya, saya sangat berterima kasih kepadanya. Saya sangat berharap, ada kesempatan untuk mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya,” pungkas Huang Yu-wen yang kini bekerja sebagai dosen jurusan keperawatan Central Taiwan University of Science and Technology, dilansir dari rti.org.tw, Minggu (27/9/2020).

20 tahun lalu, tepatnya pada April 2000, keluarga Liao mempekerjakan Wati untuk bekerja di rumah mereka. Kala itu sang putra, Liao Heng-de baru berusia 1 tahun, dan Huang Yu-wen tengah mengandung anak keduanya.

Keluarga ini pun merasa sangat berterima kasih atas kedatangan Wati pada saat itu. “Entah bagaimana saya harus mengungkapkannya… setiap kali mengungkit namanya... saya pasti ingin menangis, karena saya sangat berterima kasih kepadanya. Wati datang ke rumah kami, di saat kami sangat membutuhkan bantuan seseorang. Sebenarnya Wati datang untuk merawat mertua saya yang sakit, namun tidak berapa lama kemudian, mertua saya sehat kembali, sehingga kebanyakan dari waktu Wati adalah menemani anak-anak,” terang Huang.

Demi dapat datang dan bekerja di Taiwan, Wati yang saat itu baru berusia 18 tahun terpaksa harus memalsukan usianya menjadi 25 tahun. Namun, keluarga ini sudah menganggap Wati sebagai saudara sendiri, setiap kali keluarga mereka bertamasya kemana pun, Wati pasti diajak.

Pada Februari 2003, Wati telah menyelesaikan kontrak kerja dan kembali ke Indonesia, sebelum pulang ia menulis surat kepada semua orang di rumah yang isinya mengucapkan terima kasih dan meminta maaf, keluarag ini pun secara khusus memberikan Wati kenang-kenangan berupa cincin dan mengajaknya membeli koper.

Wati meninggalkan Taiwan pada saat Liao Heng-de beranjak 4 tahun, sekarang ia sudah berusia 21 tahun dan menempuh pendidikan di National Taiwan University. Liao Heng-de mengatakan, “Saya dan adik saya mengira dia hanya pulang 1-2 tahun kemudian mungkin akan datang lagi melihat kami. Tetapi yang paling terkesan pada waktu itu adalah, sehari sebelum kepulangannya kami sekeluarga menemaninya beli koper. Karena adik saya sangat suka sekali lari ke sana ke mari sambil membawa koper tersebut, Wati tertawa riang di sampingnya. Teringat saat dia ingin meninggalkan kita, saya dan adik saya sangat sedih dan tidak rela.”

Liao Zhen-fu, seorang dosen jurusan literatur Taiwan dan studi kebudayaan transnasional National Chung Hsing University, mengatakan, “Perasaan kasih lama-lama pasti akan timbul, setelah sekian lama bersama perasaan kasih pun muncul, saya ingat saat saya mengantarnya pulang, sebenarnya hati saya juga sangat sedih.”

“Ternyata anak saya masih ingat dengan hal ini, dia bilang sepertinya melihat Wati diam-diam meneteskan air mata saat hendak kembali ke Indonesia,” tambah istrinya. 

Setelah Wati tiba di Indonesia, Wati dikabarkan sempat menelepon dan memberitahukan keadaannya setelah tiba di sana. Huang Yu-wen mengemukakan, 6–7 tahun lalu juga menerima telepon dari Wati, mengabarkan jika ia sudah menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki, tetapi demi memberikan masa depan yang lebih baik untuk anaknya, ia akan kembali datang ke Taiwan untuk bekerja, dan kali ini sebagai perawat.

Akan tetapi, tidak lama setelah Wati tiba di Taiwan, Huang Yu-wen tidak dapat menghubungi Wati lagi, dan sejak itu mereka kehilangan kontak hampir 10 tahun. Jika dihitung-hitung, Wati seharusnya sudah berusia 38 tahun, Liao Zhen-fu dan Huang Yu-wen sangat ingin mengetahui kabar dari Wati, juga sangat ingin bertemu dengannya. 

Bagi para pembaca, silahkan membagikan informasi ini, mari bersama mewujudkan impian keluarga Liao untuk menemukan Wati, pekerja migran asal Indonesia. Bagi Anda yang mengetahui keberadaan Wati, dapat menghubungi email di rtisi@rti.org.tw atau dapat meninggalkan pesan di akun Facebook RTISI dan Liao Heng-de. (*)