Lama Baca 3 Menit

China Anggap, AS Picu Ketidakstabilan di Tibet

16 October 2020, 15:03 WIB



China Anggap, AS Picu Ketidakstabilan di Tibet-Image-1

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington DC, Bolong.id - Tiongkok mengatakan Amerika Serikat (AS) berusaha memicu ketidakstabilan di Tibet. Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menunjuk seorang pejabat hak asasi manusia (HAM) sebagai koordinator khusus untuk masalah-masalah Tibet.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian (赵立坚), pun mengatakan bahwa masalah Tibet adalah urusan dalam negeri Tiongkok yang tidak memungkinkan adanya campur tangan asing, Kamis (15/10/2020).

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan pada Rabu (14/10/2020) bahwa Asisten Menteri Luar Negeri untuk Demokrasi, HAM, dan Perburuhan Robert Destro akan mengambil posisi tambahan sebagai koordinator khusus untuk masalah Tibet, jabatan yang telah kosong sejak dimulainya masa jabatan Presiden Trump pada 2017.

Pompeo mengatakan bahwa Destro akan memimpin upaya AS dalam mempromosikan dialog antara Republik Rakyat Tiongkok dan Dalai Lama atau perwakilannya; melindungi identitas agama, budaya, dan bahasa Tibet yang unik; serta mendesak agar hak asasi mereka dihormati.

Tiongkok secara konsisten menolak untuk berurusan dengan koordinator AS dan melihat mereka sebagai campur tangan asing pada urusan dalam negerinya. "Penunjukan yang disebut koordinator untuk masalah-masalah Tibet merupakan manipulasi politik untuk mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan menciptakan ketidakstabilan di Tibet. Tiongkok dengan tegas menentang itu," pungkas Zhao dalam jumpa pers reguler.

Zhao juga menegaskan, "Orang-orang dari semua kelompok etnis di Tibet adalah bagian dari keluarga besar bangsa Tiongkok, dan sejak pembebasan damai, Tibet telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang makmur.” Ia pun menambahkan, “Setiap orang di Tibet menikmati kebebasan beragama dan hak-hak mereka dihormati sepenuhnya.” 

Penunjukan oleh administrasi Trump tersebut dilakukan pada saat hubungan AS-Tiongkok terus menegang hingga ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir karena berbagai masalah, mulai dari perdagangan, Taiwan, hak asasi manusia, Laut Tiongkok Selatan, hingga pandemi COVID-19.

Pada Juli 2020, Pompeo mengatakan AS akan membatasi visa beberapa pejabat Tiongkok yang terlibat dalam memblokir akses diplomatik ke Tibet dan terlibat dalam "pelanggaran HAM". Ia juga mengatakan Washington mendukung "otonomi yang bermakna" untuk Tibet. Meski begitu, Trump, tidak seperti pendahulunya Barack Obama, belum pernah bertemu pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, selama masa kepresidenannya.