Lama Baca 3 Menit

Lembaga Brasil: CoronaVac Manjur di Atas 50%, Hasil Penuh Masih Ditunda

24 December 2020, 14:26 WIB

Lembaga Brasil: CoronaVac Manjur di Atas 50%, Hasil Penuh Masih Ditunda-Image-1

Lembaga Brasil: CononaVac Manjur di Atas 50%, Hasil Penuh Masih Ditunda - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Rio de Janeiro, Bolong.id - Peneliti Brasil mengatakan pada Rabu (23/12/2020) bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Tiongkok memiliki tingkat efektif lebih dari 50% berdasarkan data uji klinis, tetapi sekali lagi masih menunda perilisan hasil penuh atas permintaan perusahaan.

Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji klinis tahap akhir vaksin yang disebut CoronaVac tersebut, tetapi peluncuran hasil uji klinis yang sebelumnya ditetapkan pada awal Desember, kini telah ditunda tiga kali, dilansir dari Reuters, Kamis (24/12/2020).

Penundaan terbaru merupakan pukulan bagi Beijing yang telah berlomba untuk mengejar ketertinggalan pembuat obat Barat, dan akan menambah kritik bahwa pembuat vaksin Tiongkok kurang transparan.

Pejabat dari Institut Butantan pemerintah negara bagian Sao Paulo menolak untuk menentukan tingkat kemanjuran dari percobaan yang mereka lakukan kepada 13 ribu sukarelawan dengan alasan kewajiban kontrak dengan Sinovac. Mereka mengatakan, bagaimanapun, vaksin tersebut telah cukup efektif melawan COVID-19 sehingga disetujui untuk penggunaan darurat di Brasil. Regulator kesehatan Brasil Anvisa juga telah menetapkan tingkat kemanjuran setidaknya 50% untuk vaksin COVID-19 dalam penggunaan pandemi.

"Tujuan kami adalah untuk menjadi lebih dari 50%. Jika itu 51%, itu (vaksin tersebut) akan menjadi penting bagi kami, terutama karena kami hidup di saat krisis kesehatan," kata Sekretaris Kesehatan Sao Paulo Jean Gorinchteyn. "Bagi kami, ini akan menjadi momen untuk merayakannya."

Para pejabat mengatakan Sinovac meminta mereka untuk menunda merilis data kemanjuran vaksin seluruhnya hingga 15 hari sejak hari Rabu (23/12/2020) sementara perusahaan mengkonsolidasikan data dari uji klinis global. (*)