Lama Baca 3 Menit

Inilah Budaya Border Etnis Salar di Qinghai

18 July 2022, 18:30 WIB

 

Inilah Budaya Border Etnis Salar di Qinghai-Image-1

Qinghai, Bolong.id - Kerajinan bordir etnis Salar, Tiongkok, kini termasuk warisan budaya tak benda. Kerajinan itu banyak ditemui di Provinsi Qinghai, Tiongkok. 

Dilansir dari 人民网, pada Senin (18/07/2022) pengrajin bordir etnis Salar, Han Yimina, menceritakan, bahwa pada usia 12 tahun, ia sudah mulai belajar menyulam dari ibu dan neneknya.

Ia berdagang hasil kerajinan selama 30 tahun. Ia juga berkata bahwa dulu perempuan suku Salar suka menyulam bantal, ikat pinggang, dan alas sepatu saat menyiapkan mahar untuk anak perempuan keluarga saat menikah.

Bordir Salar terkenal karena keterampilan menjahit yang indah dan pengerjaannya, dengan karya bordir yang telah selesai mengambil bentuk tiga dimensi.

Selain itu, fitur asli dari karya sulam Salar telah terpelihara dengan baik dan ditingkatkan, yang memungkinkan karya seni ini untuk sepenuhnya mewujudkan budaya tradisional masyarakat setempat, adat istiadat, dan karakteristik lain yang menentukan lokalitas.

Pada tahun 2007 di daerah otonomi Xunhua Salar, kota Haidong, Qinghai Han Yimina dan suaminya mendirikan sebuah perusahaan. Perusahaan itu telah membantu hampir 120 keluarga dengan cara membuka lapangan pekerjaan untuk mereka.

Han Yimina juga menghasilkan uang dari bidang pertanian yang ia kerjakan di lingkungan rumahnya.

Inilah Budaya Border Etnis Salar di Qinghai-Image-2

Pada tahun 2012, Han Yimina menemukan bahwa sulam Salar telah memasuki masa kemacetan dan berada di ambang kepunahan. Untuk menyelamatkan kerajinan agar tidak hilang selamanya, dia mencari dukungan dari berbagai departemen di Daerah Otonomi Xunhua Salar dan kemudian, dengan bantuan dan dukungan dari departemen terkait, dia menyelenggarakan 29 sesi pelatihan teknik bordir Salar atas nama perempuan dari kelompok etnis Salar.

Melalui sesi-sesi pelatihan, semakin banyak perempuan di daerah tersebut yang mengetahui tentang budaya bordir suku Salar, sementara banyak remaja putri yang mampu menguasai keterampilan bordir dengan mahir, mereka pun berkontribusi untuk mewariskan budaya bordir Salar.

Antara tahun 2010 dan 2020, sebanyak 2.600 perempuan suku Salar diajari keterampilan menyulam dengan bimbingan program pelatihan.

Han Yimina berkata “Dulu, perempuan etnis Salar bekerja sebagai buruh migran atau mengelola restoran. Saat ini, mereka dapat menghasilkan uang tanpa meninggalkan rumah mereka.

Sebagian besar wanita yang dipekerjakan secara fleksibel dapat memperoleh 20.000 yuan ($ 2.960) (sekitar Rp 44,4 juta) dalam setahun. 

Inilah Budaya Border Etnis Salar di Qinghai-Image-3

Selain mewarisi budaya sulaman Salar, Han Yimina juga aktif mengambil bagian dalam kegiatan komunikasi dan terus-menerus melakukan inovasi baru dalam upaya untuk menyuntikkan dorongan baru ke dalam bentuk seni. Perusahaannya sekarang memproduksi lebih dari 380 produk bordir dibandingkan dengan 18 saat baru berdiri. (*)