Lama Baca 5 Menit

PM China Sebut Hubungan China-Prancis Miliki Signifikansi Global, China Siap Perluas Keterbukaan Dua Arah

23 June 2023, 08:17 WIB

PM China Sebut Hubungan China-Prancis Miliki Signifikansi Global, China Siap Perluas Keterbukaan Dua Arah-Image-1
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang tiba di Bandar Udara Orly Paris di Paris, Prancis, pada 21 Juni 2023.  (Xinhua/Ding Haitao)

PARIS, 21 Juni (Xinhua) -- Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Qiang pada Rabu (21/6) mengatakan bahwa Prancis, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sekaligus negara besar dengan semangat independen, merupakan mitra strategis komprehensif Tiongkok, dan hubungan Tiongkok-Prancis telah mempertahankan pembangunan tingkat tinggi dan selalu membawa signifikansi global yang jauh melampaui ruang lingkup bilateral.

Pada April tahun ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mencapai serangkaian konsensus strategis, yang menjabarkan cetak biru yang indah untuk kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Prancis dan menunjukkan arah kerja sama Tiongkok-Prancis di tingkat bilateral, Tiongkok-Eropa, maupun global, kata Li setibanya di Paris dalam lawatan resmi ke Prancis.

Sang PM mengatakan Tiongkok siap bekerja dengan Prancis untuk memperluas keterbukaan dua arah, membangun rantai industri dan pasokan yang lebih tangguh antara Tiongkok dan Prancis serta antara Tiongkok dan Eropa, memperdalam pertukaran antarindividu dan pembelajaran timbal balik, serta bersama-sama mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, sehingga dapat menyuntikkan dorongan baru ke dalam pertumbuhan hubungan Tiongkok-Prancis yang berkelanjutan, sehat, dan stabil, serta menyuntikkan lebih banyak kepercayaan maupun kekuatan ke dalam perdamaian, stabilitas, dan pembangunan dunia.

Tiongkok siap bekerja sama dengan Prancis untuk mengubah cetak biru pembinaan hubungan Tiongkok-Prancis yang disusun oleh kedua kepala negara menjadi rencana kerja dan kenyataan, kata Li.

Atas undangan pemerintah Prancis, Li tiba di Bandar Udara Orly Paris pada Rabu sore waktu setempat dengan pesawat sewaan untuk melakukan lawatan resmi ke Prancis dan menghadiri KTT untuk Pakta Pembiayaan Global Baru (Summit for a New Global Financing Pact). Anggota Dewan Negara Tiongkok sekaligus Sekretaris Jenderal Dewan Negara Tiongkok Wu Zhenglong, di antara pejabat-pejabat lain yang mendampingi Li, tiba dengan pesawat yang sama.

Saat Li berjalan menuruni tangga pesawat, garda kehormatan berbaris di kedua sisi karpet merah dan memberi hormat kepada para tamu. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dan Duta Besar (Dubes) Tiongkok untuk Prancis Lu Shaye menyambut Li di bandara itu.  

Selama berada di Prancis, Li akan bertemu dengan Macron, mengadakan pembicaraan dengan PM Prancis Elisabeth Borne, bertemu dengan Presiden Senat Prancis Gerard Larcher, menghadiri jamuan makan malam dengan komunitas-komunitas bisnis Tiongkok dan Prancis, serta mengunjungi sejumlah perusahaan Prancis. 

Pada Rabu sore waktu setempat, PM Tiongkok itu melakukan kunjungan ke pusat inovasi Schneider Electric di Paris. Dia mendengarkan pengantar yang disampaikan oleh Jean-Pascal Tricoire, pemimpin sekaligus CEO perusahaan itu, mengenai perusahaan Prancis tersebut dan kerja samanya dengan Tiongkok. 

Li juga disuguhi tur produk-produk representatif, seperti robot pintar dan platform "open automation", serta melakukan pertemuan lewat video dengan pabrik perusahaan tersebut di Normandia untuk mempelajari rencana pengembangan perusahaan itu di masa depan.  

Li menyampaikan harapan bahwa perusahaan tersebut akan memperdalam pengembangannya di pasar Tiongkok dan terus berinovasi pada model kerja sama. 

Tiongkok memiliki pasar yang luas, berbagai fasilitas pendukung, serta banyak talenta, tutur Li, seraya menambahkan bahwa berinvestasi di Tiongkok pasti akan menghasilkan keuntungan yang besar. 

Jean-Pascal Tricoire mengatakan bahwa perusahaannya menjadi saksi, kontributor, serta penerima manfaat dari reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Dia merasa optimistis dengan pembangunan Tiongkok dan akan terus berinvestasi di Tiongkok serta secara aktif berpartisipasi dalam infrastruktur hijau Tiongkok serta pengembangan Sabuk dan Jalur Sutra. 

Li tiba di Paris setelah menyelesaikan konsultasi antarpemerintah Tiongkok-Jerman yang ketujuh dan melakukan kunjungan resmi ke Jerman. Ketika Li meninggalkan Munich, perwakilan pemerintah Negara Bagian Bavaria dan Dubes Tiongkok untuk Jerman Wu Ken melepaskan kepergiannya di bandara.  Selesai