YERUSALEM, 7 Mei (Xinhua) -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (7/5) menurunkan jumlah sandera yang masih hidup di Jalur Gaza dari 24 menjadi 21 orang.
"Tidak perlu diragukan bahwa 21 sandera masih hidup," kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah melalui akun media sosialnya. "Sayangnya, ada tiga orang lainnya yang kondisinya tidak bisa dipastikan."
Hamas membawa 251 sandera ke Gaza dalam serangannya terhadap Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Pihak Israel sebelumnya mengatakan bahwa 59 sandera Israel masih berada di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.
Israel menghentikan penyaluran barang dan pasokan ke Gaza pada 2 Maret, menyusul berakhirnya tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Israel melanjutkan serangan ke Gaza pada 18 Maret, yang sejauh ini telah menewaskan 2.545 warga Palestina.
Pada Senin (5/5), Kabinet Keamanan Israel menyetujui sebuah rencana untuk memperluas serangan militernya di Gaza, yang mencakup serangan yang lebih intensif, pelanjutan pendudukan di jalur tersebut, dan kontrol penuh atas distribusi bantuan. Netanyahu mengatakan rencana tersebut bertujuan untuk "mengalahkan Hamas dan, dalam prosesnya, memastikan pembebasan para sandera."
Sebelumnya pada Rabu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan bahwa rencana yang disetujui pada Senin itu akan memaksa seluruh penduduk Gaza untuk pindah ke area terbatas di selatan atau beremigrasi secara "sukarela," seiring pasukan Israel bersiap untuk merebut kendali atas seluruh wilayah tersebut.
Katz mengatakan bahwa meskipun gencatan senjata tercapai, "Israel tidak akan mundur dari zona penyangga keamanan," merujuk pada tanah yang telah direbut oleh tentara Israel.
Keprihatinan global atas krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza baru-baru ini meningkat di tengah blokade, rentetan serangan baru, dan rencana perluasan operasi Israel yang baru saja disetujui. Dalam pernyataan terpisah, keluarga para sandera yang ditahan di Gaza mengatakan bahwa langkah pemerintah Israel diperkirakan akan menyebabkan tewasnya orang-orang yang mereka cintai di Gaza, dan menuduh Netanyahu menyabotase upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. SelesaiAdvertisement
