Lama Baca 3 Menit

Perusahaan Tiongkok di India Didiskriminasi

18 August 2020, 17:23 WIB

Perusahaan Tiongkok di India Didiskriminasi-Image-1

India Vs Tiongkok - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

India, Bolong.id – Seorang pemimpin bisnis Tiongkok dihina ribuan netizen India. Dirinya mengaku telah dilecehkan dan diperas secara lisan. Ia sangat mengkhawatirkan nasib perusahaannya di India, karena sejumlah besar pengguna Twitter dari India meninggalkan komentar yang merendahkan perusahaannya setelah dia berbagi wawasannya tentang situasi prospek industri perusahaannya. 

Melansir Global Times, pengguna media sosial India terlihat sangat aktif di platform media sosial. Banyak komentar mereka menghina laporan media Tiongkok. Hal ini disebabkan karena sakit hati mereka akan 20 tentara India yang tewas akibat bentrok dengan tentara Tiongkok di Lembah Galwan pada 15 Juni lalu.

The Hindustan Times juga melaporkan bahwa komentar yang dilontarkan bukan hanya terjadi di pasar industri. Setelah seruan oleh Konfederasi India agar semua pedagang India memboikot barang-barang Tiongkok. 

Asosiasi Pemilik Hotel dan Restoran Delhi pekan lalu mengumumkan, bagi siapa saja yang berkewarganegaraan Tiongkok, tidak diberikan akomodasi di hotel budget atau hotel dengan fasilitas minimal, yang dimiliki oleh 3.000 anggotanya di ibukota India. Kebijakan ini tidak banyak berpengaruh terhadap orang Tiongkok di India, melihat sebagian besar orang Tiongkok tidak menginap di hotel budget.

Di sisi lain, Richard Ma, seorang praktisi industri internet yang baru saja kembali dari bekerja di India tahun lalu mengatakan, "Ketika ultranasionalisme naik ke tingkat yang membuat hotel-hotel di India berani untuk secara terang-terangan mendiskriminasi dan menolak warga dari satu negara tertentu, Anda tahu ini bukan sesuatu yang sepele lagi. Sekarang warga Tiongkok yang masih berada di India diberi ultimatum untuk meninggalkan hotel India sampai Sabtu (4/7/2020) ini."

Dai Yonghong (戴永红), peneliti di Universitas Shenzhen (深圳大学) mengatakan, "Apa yang dilakukan India minggu ini telah menodai lingkungan bisnis dan status internasionalnya. Hal ini akan memiliki efek jangka panjang dan merugikan negara itu dalam upaya menjadi pangkalan manufaktur kompetitif yang merayu investasi asing. Pelanggaran dan diskriminasi ini pun akan menodai perdagangan bilateral dan hubungan ekonomi jangka panjang." (*)