Lama Baca 3 Menit

Makan - Minum Panas, Potensi Kena Kanker

16 March 2021, 12:14 WIB

Makan - Minum Panas, Potensi Kena Kanker-Image-1

Ilustrasi set makanan - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - International Agency for Research on Cancer (IARC) mengungkapkan, mengkonsumsi manakan atau minuman panas (di atas 65 derajat Celcius) berpotensi kena kanker esofagus.

Kerongkongan dan lambung sering disebut sebagai "organ bodoh". Anda tidak tahu bahwa mereka sering terbakar. 

Misal, jika mulut anda terbakar saat makan, banyak orang akan menelannya dengan cepat, mengira itu tidak akan panas lagi. Stimulasi diet suhu tinggi dapat menyebabkan seringnya kerusakan pada mukosa mulut, esofagus, dan mukosa lambung, dan bahkan ulserasi dan perdarahan, yang dapat menyebabkan kanker. 

Data menunjukkan bahwa di antara pasien kanker esofagus, lebih dari 90% dari mereka lebih menyukai makanan dan minuman panas.

Daerah Chaoshan di Guangdong adalah daerah terkenal dengan insiden kanker esofagus yang tinggi di Tiongkok, dengan tingkat kejadian setinggi 40 / 100.000. 

Orang chaoshan suka minum teh Kung Fu. Teh sendiri merupakan minuman yang menyehatkan, namun teh Kung Fu dalam pengertian tradisional lebih menekankan pada kata “panas.” 

Air yang digunakan untuk membuat teh adalah air mendidih, dan harus dijaga pada suhu tinggi tertentu saat meminumnya. Namun, mukosa esofagus manusia hanya dapat mentolerir suhu 50 hingga 60 derajat Celcius. 

Teh panas mudah membakar mukosa esofagus. Setelah diminum dalam waktu lama, mukosa yang rusak tidak sepenuhnya diperbaiki dan dibakar. Proses ini dapat menyebabkan mutasi genetik dan menyebabkan kanker. 

Penelitian menemukan bahwa suhu minum teh tidak boleh melebihi 70 ° C. Jika teh panas diminum dalam waktu 2 menit setelah dituang, risiko terkena kanker esofagus akan meningkat 5 kali lipat dibandingkan menunggu 4 menit sebelum meminumnya.

Di musim dingin, orang-orang suka makan hot pot dan minum teh panas. Makan dan minum air harus dilakukan perlahan untuk memastikan bahwa makanannya "hangat", dan itu adalah suhu yang paling sehat. (*)