Presiden RI, Joko Widodo - Image from Sekretariat Negara
Jakarta, Bolong.id - Rencana reshuffle kabinet Presiden Jokowi bukan isu, melainkan dalam proses. Menurut Menko Polhukam, Mahfud MD, itu sudah disinggung Presiden Jokowi pada 18 Juni 2020. Bukan isu.
Sebab, Presiden Jokowi kecewa terhadap kinerja para menterinya, terkait penanganan pandemi Covid-19 yang kurang baik.
Tapi, menteri siapa saja yang akan diganti, belum diumumkan.
Rencana reshuffle, beredar ke publik sejak Senin (29/6/2020). Lalu menimbulkan banyak spekulasi. Terutama terkait dampak ekonomi dan suasana bisnis di Indonesia.
Pihak Tiongkok, yang banyak bekerjasama bisnis dengan Indonesia, tentu wait and see terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi, seandainya benar-benar ada reshuffle kabinet. Pastinya, terkait hubungan bisnis antar kedua negara.
Sikap 'wait and see' pihak Tiongkok, juga pihak-pihak investor asing lainnya, bisa merugikan situasi bisnis di Indonesia.
'Wait and see' menggambarkan sikap ragu-ragu. Atau menunda sesuatu yang akan dilakukan terkait kerjasama bisnis. Jadi kurang agresif. Lamban.
Itu menghasilkan situasi yang tidak kondusif bagi perkembangan bisnis di Indonesia. Apalagi, selama pandemi Covid-19 ini perekonomian internasional, termasuk Indonesia, dipastikan mengarah kondisi negatif.
Maka, rencana reshuffle kabinet seharusnya segera ada kepastian.
Jika ya, Presiden Jokowi harus segera mengganti menteri yang, menurutnya, mesti diganti. Jika tidak, juga segera dilakukan tindakan yang menggambarkan, bahwa: Everything is OK.
Sehingga kondisi 'wait and see' secepatnya sirna. Berganti dengan action bisnis yang sudah dijadwalkan untuk dilakukan. Situasi bisnis terkait investasi asing, segera bergairah kembali.
Terkait rencana reshuffle kabinet dan ekonomi, simaklah pendapat Ekonom Senior, Piter Abdullah, bahwa:
Kondisi perekonomian Indonesia (dan internasional) kini kurang bagus, akibat pandemi Covid-19.
Ibarat sungai, aliran airnya sangat sedikit. Air tidak mengalir. Uang tidak berputar di masyarakat. Akibatnya perekonomian tidak kondusif.
Lantas, apa dampak rencana reshuffle ini terkait sikap investor asing dalam situasi bisnis di Indonesia? (bersambung ke bagian 2)
Di sini: https://bolong.id/dw/0720/bisnis-ri--tiongkok-aman-kah-andai-reshuffle-kabinet-bagian-2
Advertisement