Beijing, Bolong.id - Sekumpulan papan berlapis gading senilai sekitar 430.000 yuan (sekitar 60.098 dolar AS) diharapkan tiba di Indonesia dalam waktu sekitar 15 hari.
Produk itu dikemas di Guangxi Sun Paper Board Co., Ltd. di Beihai, sebuah kota pesisir di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, Tiongkok selatan sebelum liburan Tahun Baru.
Dilansir dari 人民网 Kamis (04/01/24), “Dengan surat keterangan asal di bawah Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), barang-barang kami akan menikmati pengurangan tarif hampir 20.000 yuan saat melewati bea cukai di Indonesia,” kata Liu Ning, direktur urusan bea cukai ekspor perusahaan.
Pada tahun 2023, perusahaan mengajukan hampir 200 surat keterangan asal di bawah RCEP, yang secara signifikan membantu perusahaan mengeksplorasi keunggulan baru dalam perdagangan luar negeri dan memperluas pasar mereka di Indonesia, tambah Liu.
RCEP yang mulai berlaku pada 1 Januari 2022 terdiri dari 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota ASEAN dan lima mitra dagangnya, yaitu Tiongkok, Jepang, Republik Korea, Australia, dan Selandia Baru.
RCEP mulai berlaku di Indonesia pada 2 Januari 2023 dan memungkinkan negara tersebut menerapkan peraturan perdagangan baru.
Sesuai dengan komitmen perjanjian RCEP, Indonesia akan segera menerapkan tarif nol terhadap 65,1 persen produk asal Tiongkok, dan Tiongkok juga akan segera menerapkan tarif nol terhadap 67,9 persen produk asal Indonesia sejak tanggal efektif berlaku.
Berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA), Indonesia akan menambahkan perlakuan tarif nol pada lebih dari 700 produk Tiongkok, termasuk suku cadang mobil, sepeda motor, televisi, pakaian, sepatu, dan produk plastik.
Tiongkok juga akan memotong pajak untuk lebih banyak produk dari Indonesia, seperti jus nanas, makanan kaleng, produk kertas, dan suku cadang mobil, sehingga semakin membuka pasarnya ke Indonesia.
Selama dekade terakhir, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia semakin erat. Volume perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia meningkat dari 50 miliar dolar AS pada tahun 2013 menjadi 150 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Tiongkok telah mempertahankan statusnya sebagai mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut.
RCEP telah menjadi kekuatan pendorong penting bagi pertumbuhan perdagangan luar negeri di antara anggota perjanjian tersebut.
Khususnya, hal ini telah menambah vitalitas baru dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok dengan Indonesia.
Data dari Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia menunjukkan bahwa dalam 10 bulan pertama tahun 2023, perdagangan bilateral antara Tiongkok dan Indonesia mencapai 114,5 miliar dolar AS, dan dalam tiga kuartal pertama, Tiongkok menginvestasikan 5,6 miliar dolar AS di Indonesia, naik hampir 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. tahun. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement