Lama Baca 3 Menit

Analisis Dampak Persaingan Ekonomi China-AS

14 March 2024, 16:28 WIB

Analisis Dampak Persaingan Ekonomi China-AS-Image-1
ilustrasi.

Beijing, Bolong.id - Chen Guangyan, seorang profesor ekonomi di Nanyang Technological University, telah melakukan analisis tentang dampak persaingan antara Tiongkok dan Amerika Serikat. 

Dia menyampaikan analisisnya dalam konferensi penelitian tahunan Asian Competitiveness Institute di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, pada tahun 2024.

Dilansir dari 和平日报 yang diterbitkan pada hari Rabu (13/3/2024), Chen mengungkapkan, “Jika saya menjadi kepala strategi di Gedung Putih, mungkin saya akan mengambil tindakan yang lebih drastis terhadap Tiongkok, bahkan lebih dari tindakan yang diambil oleh pemerintahan Biden.”

Chen Guangyan menjelaskan bahwa PDB Tiongkok, jika dihitung dalam dolar AS, mencapai 77% dari PDB AS pada tahun 2021. 

Ini merupakan pertama kalinya dalam 130 tahun terakhir di mana AS menghadapi pesaing ekonomi yang memiliki PDB tiga kali lipat dari PDB AS. Hal ini membuat kekhawatiran yang wajar terhadap kebangkitan Tiongkok.

Pada konferensi tersebut, Chen juga membahas dampak persaingan antara Tiongkok dan AS dalam 20 tahun terakhir terhadap struktur ekonomi AS. 

Dia menekankan bahwa elite AS sering kali mengabaikan dampak yang dirasakan oleh masyarakat kelas menengah dan bawah akibat perubahan tersebut. 

Hal ini menjelaskan mengapa dukungan terhadap kebijakan "America First" begitu kuat, yang pada akhirnya memungkinkan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden tahun 2016.

Namun, Chen juga menggarisbawahi bahwa ada pihak-pihak tertentu di AS yang mendapat manfaat dari hubungan ekonomi dengan Tiongkok. 

Meskipun sebagian besar dari masyarakat kelas bawah AS merasakan dampak negatif dari persaingan dengan produk-produk murah Tiongkok, elite dan perusahaan besar AS justru memperoleh keuntungan besar dari pasar Tiongkok.

Chen juga menyoroti bahwa hubungan antara AS dan Tiongkok tidak hanya tentang perdagangan. Perusahaan-perusahaan besar AS seperti General Motors melakukan investasi di Tiongkok, membuka pabrik, dan mempekerjakan pekerja lokal, serta menjual produknya di pasar Tiongkok. 

Ini menunjukkan bahwa hubungan AS-Tiongkok tidak hanya tentang perdagangan, tetapi juga melibatkan investasi dan kerja sama ekonomi yang lebih dalam.

Dalam penutupnya, Chen menekankan bahwa meskipun ada dampak negatif yang dirasakan oleh sebagian masyarakat AS akibat persaingan dengan Tiongkok, ada juga pihak-pihak tertentu yang mendapat manfaat dari hubungan ekonomi yang erat antara kedua negara tersebut. (*)

 

 

Informasi Seputar Tiongkok.