Beijing, Bolong.id - Harga emas terus mencetak rekor baru, mencapai level psikologis US$ 2.200. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral menjadi faktor utama di balik lonjakan harga ini.
Dilansir dari CNBC Minggu (24/03/24), harga emas telah menembus rekor berkali-kali sejak Desember 2023 hingga Maret 2024.
Pada awal Desember 2023, harga emas mencapai rekor US$ 2.070,9 per troy ons dan meningkat menjadi US$ 2.077,16 pada 27 Desember 2023.
Di bulan Maret 2024, harga emas terus memecahkan rekor, dengan puncaknya pada Rabu (20/3/2024) saat harga mencapai US$ 2.185,96 per troy ons.
Harga sempat menyentuh US$ 2.200 dalam perdagangan intraday pada Kamis (22/3/2024) sebelum akhirnya stabil.
Aakash Doshi, analis dari Citi, memprediksi bahwa harga emas dapat mencapai US$ 2.300 per troy ons di semester kedua tahun 2024 jika The Federal Reserve AS memotong suku bunga.
World Gold Council (WGC) melaporkan bahwa pembelian emas oleh bank sentral global mencapai 1.037 ton, mendukung kenaikan harga emas meskipun suku bunga naik dan dolar AS menguat.
Secara teori, kenaikan suku bunga AS seharusnya menguatkan dolar AS dan meningkatkan imbal hasil US Treasury, yang biasanya akan menahan harga emas karena biaya konversi ke dolar.
Selain itu, tingginya imbal hasil obligasi cenderung menekan pembelian emas, karena logam mulia tidak menawarkan imbal hasil.
Namun, terjadi anomali pada tahun 2023 dan 2024, di mana harga emas tetap melonjak meskipun kondisi tersebut. (*)
Informasi Seputar Tiongkok.
Advertisement