
Beijing, Bolong.id - Ini kisah menarik tentang jatuhnya Dinasti Xia (2070 SM-1600 SM) di Tiongkok, yang tiran. Raja bertindak kejam, membuat warga Suku Shang tidak suka.
Dilansir dari China.org.cn, maka, kepala Suku Shang bernama Tang, memanfaatkan situasi ini untuk menggulingkan Dinasti Xia.
Akhirnya Dinasti Xia benar-benar jatuh, digantikan oleh Dinasti Shang (1600-1046 SM).
Berdasar buku sejarah Tiongkok, proses kudeta itu berjalan mulus, tanpa perang. Strategi yang dilakukan Tang, sang kepala Suku Shang, itulah yang menarik.
Suatu hari, Tang berjalan-jalan di alam terbuka. Dia melihat seorang pria menangkap burung dengan jaring besar yang dibentangkan seperti sangkar, sambil bergumam begini:
"Ayo, burung… Masuklah ke jaring saya. Kalian semua, apakah terbang tinggi atau rendah, timur atau barat, masuk saja ke jaring saya!"
Tang, berjalan mendekati pencari burung itu, dan berkata kepada pria itu:
"Metode ini kejam. Kamu sama sekali tidak mengampuni burung dengan cara ini."
Dengan kata-kata ini, pria pencari burung itu merenung. Berpikir. Mungkin menilai, ucapan Tang benar.
Lalu pencari burung mengubah strategi. Ia memotong jala, membuat lubang di tiga sisi. Menyisakan satu sisi yang tidak berlubang.
Artinya, burung yang masuk jala, bisa lolos di tiga sisi yang berlubang. Tapi burung bakal terjebak jika masuk di sisi yang tak berlubang.
Kemudian pencari burung bergumam dengan suara ringan, seolah sedang berdoa:
"Oh, burung… Terbang ke kiri atau ke kanan sesukamu. Tapi, jika kamu benar-benar lelah dengan hidupmu, masuklah ke jaring ini."
Tentunya, ada burung yang masuk jaring, tapi kemudian lolos di sisi yang berlubang. Cuma burung yang masuk ke sisi tertutup yang terjebak.
Hasil tangkapan burung tidak banyak, tapi tetap ada. Maka, Tang memuji kebijaksanaan si pencari burung.
Ketika kepala suku lain mendengar kisah ini, mereka semua tergerak. Kagum pada Tang. Mereka berkata:
"Tang memang calon raja yang baik. Dia sangat baik bahkan kepada burung sekali pun. Dia pasti lebih berbelas kasih kepada manusia."
Dan segera, masyarakat terdiri lebih dari 40 suku berjanji setia kepada Tang untuk mendukungnya jadi raja. Akhirnya Tang memang jadi raja, membentuk Dinasti Shang, menggantikan Dinasti Xia.
Dari cerita itu muncul idiom“网开三面” "wăng kāi sān miàn", artinya "membiarkan tiga sisi jaring terbuka".
Belakangan, orang mengubahnya menjadi “网开一面” "wăng kāi yī miàn", yaitu "menggunakan hanya satu sisi jaring (karena tiga sisi lainnya dibiarkan terbuka)".
Itu memberi tahu orang-orang untuk memberi seseorang jalan keluar dan bersikap lunak atau penyayang. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
