
Jakarta, Bolong.id - Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi dijadwalkan mengikuti uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Rabu, 13 September 2023. Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi pada Minggu melalui unggahan Instagram @budikaryas pada Minggu, 10 September 2023.
"Insyaallah semua berjalan dengan baik," kata Budi Karya.
Kereta berkecepatan tinggi tersebut diperkirakan akan resmi beroperasi pada Oktober 2023. Meski belum diumumkan secara resmi, proyek pengoperasian kereta berkecepatan tinggi ini masih mendapat kecaman dari banyak pihak karena disebut memiliki kendala tertentu.
Berikut permasalahan kereta cepat yang akan diresmikan pada Oktober mendatang.
1. Ujian sertifikasi belum selesai
Menteri Budi Karya Sumadi mengatakan uji peluncuran kereta cepat Bandung-Jakarta rencananya akan dilakukan pada 1 Oktober bersamaan dengan kegiatan komersial. Namun hingga kemarin, Senior Director PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengaku belum bisa memastikan apakah kereta berkecepatan tinggi tersebut bisa diluncurkan pada 1 Oktober mendatang.
Pasalnya, proses pemberian sertifikat sarana, prasarana, sumber daya manusia, dan sistem keselamatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih dilakukan Kementerian Perhubungan.
Menurut Dwiyana, sebagai kereta cepat pertama di Indonesia, proses sertifikasinya harus dilakukan dengan hati-hati dan pendekatannya harus hati-hati.
Dwiyana berharap proses sertifikasi dan otorisasi dapat diselesaikan secepatnya. Dikatakannya, sebelum proses sertifikasi dimulai, KCIC melakukan pengujian dan hasilnya sangat bagus.
“Kami sudah diaudit oleh konsultan independen dari Tiongkok. Ada tiga konsultan yang menyiapkan laporannya dan kami jadikan dasar untuk menyerahkan sertifikat dari Kementerian Perhubungan,” ujarnya, Rabu, 6 September 2023.
2. Proses perizinan belum mencapai 100%
Permasalahan perizinan juga menjadi salah satu permasalahan yang perlu diselesaikan sebelum kereta kecepatan tinggi dapat dioperasikan secara komersial.
Hingga akhir Agustus tahun lalu, proses perizinan infrastruktur kereta cepat baru 87%. Beberapa izin yang belum diterbitkan, antara lain izin penyelenggaraan infrastruktur dan perjanjian penggelaran infrastruktur kereta api.
Setelah itu, izin pemasangan kereta api atau rolling stock baru mencapai 74%. Izin yang belum dipenuhi antara lain izin pengoperasian kereta api, izin pengoperasian fasilitas pemeliharaan kendaraan kereta api, serta izin pengoperasian alat atau kendaraan khusus.
Selain perizinan, perusahaan juga harus memastikan kesiapan pengoperasian dan pemeliharaan kereta kecepatan tinggi.
3. Mengurangi target penumpang
Target penumpang harian Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada awal masa operasinya diturunkan KCIC.
Perusahaan mengusulkan perubahan asumsi penumpang harian pada tahun 2023 dari target awal sekitar 31.000 penumpang per hari menjadi 10.000 penumpang per hari. KCIC merevisi perkiraan penumpang pada akhir Agustus dengan mempertimbangkan kondisi akses stasiun terkini, konektivitas operasional, sistem informasi dan tiket, serta penumpang dan pihak terkait.
Chairman dan Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan perseroan terus mengevaluasi target penumpang di empat stasiun yang akan dioperasikan.
“Kami akan terus menilai kondisi yang kami hadapi saat ini seberat-beratnya,” kata Dwiyana kepada awak media di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Rabu, 6 Mei 2023.
4. Pembangunan Stasiun Padalarang dan Karawang belum selesai
Untuk mencapai target peluncuran jalur kereta cepat Jakarta-Bandung pada 1 Oktober 2023, pembangunan infrastruktur kereta cepat terus dikebut hingga mencapai 100%.
Sedangkan progres pembangunan fisik mencapai sekitar 98%. Meski begitu, pembangunan Stasiun Padalarang dan Karawang tercatat belum rampung.
Pada akhir Agustus tahun lalu, pembangunan Stasiun Padalarang terpantau baru 83%. Pembangunan Stasiun Bandung Barat terlambat dibandingkan tiga stasiun lainnya.
Presiden Divisi Kereta Api Perusahaan Angkutan Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana pun mengomentari keterlambatan pembangunan tersebut. “Pertanyaannya adalah: apakah Anda siap untuk 1 Oktober?
Nah, sama seperti sebelumnya, kalian pasti akan melihat kenyataan juga. Aditya mengatakan, “Menurut saya, kuncinya Kementerian Perhubungan tidak bisa dipaksa menggunakan tenggat waktu, tapi juga harus melihat proses penyelesaian infrastruktur.”
5. Proyek ini terus-menerus tertunda
Sejak dimulainya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, banyak kendala yang muncul sehingga menyebabkan tertundanya pekerjaan.
Salah satunya adalah persoalan pengadaan tanah dan sengketa kepemilikan tanah yang menghambat kemajuan pekerjaan konstruksi.
Selain itu, perubahan desain konstruksi jalur juga menghambat pelaksanaan proyek kereta cepat tersebut. Selain itu, kecelakaan industri terjadi pada Desember 2022.
Kecelakaan di kawasan Cempaka Mekar, Padalarang, Bandung Barat ini menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 2 orang luka berat, dan 2 orang luka ringan. Akibatnya, proses pekerjaan ditunda untuk melayani proses penyidikan.
6. Akses menuju stasiun belum selesai
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengkritisi akses masuk dan keluar Stasiun Ekspres Jakarta-Bandung (KCJB) yang baru dibangun di akhir proyek. Terbaru,
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mempercepat kesiapan aksesibilitas KCJB. Kementerian Perhubungan mencatat, beberapa akses area sedang dalam tahap pembangunan sebelum kereta berkecepatan tinggi tersebut bisa beroperasi, khususnya Stasiun Halim Jakarta, termasuk pintu masuk DI Line. Panjaitan Tahap I dan II, jalan akses kawasan stasiun Halim dan jalan akses Halim 1+842 KM exit tol dan jalan penghubung. Kemudian, Stasiun Karawang, Jawa Barat (stasiun tengah) meliputi jalan akses THK, jalan akses KM.42+00, dan jalan akses kawasan.
Selain itu, Stasiun Padalarang Jawa Barat (Stasiun Tengah dan Stasiun Pemindahan KCJB ke Stasiun Bandung) meliputi pintu masuk stasiun dan pintu masuk tol, jalan tol ruas Gedonglima dan Panari, jalan provinsi Padalarang-Cisarua, jalan raya nasional Padalarang dan jalan akses. rencana Kota Baru Parahyangan.
Terakhir, Stasiun Tegalluar Jawa Barat (Stasiun Terminal) meliputi akses KM 151, Kawasan Gudang Tegalluar, akses Stasiun Cimekar-KCJB Tegalluar dan Jembatan Cibiru Bandung.(*)
Advertisement