Lama Baca 3 Menit

Obat Suntik Buatan China untuk Lawan Malaria di Kenya

14 October 2023, 16:01 WIB

Obat Suntik Buatan China untuk Lawan Malaria di Kenya-Image-1
Ilustrasi

Beijing, Bolong.id - Perjuangan Kenya melawan malaria terbantu obat suntik produksi Tiongkok, Fosun Pharma, kata para pejabat Kenya pada hari Kamis, di Kota Kisumu, Kenya.

Dilansir dari 人民网 Sabtu (14/10/23), Kibor Keitany, kepala Program Pengendalian Malaria Nasional di Kementerian Kesehatan, mengatakan artesunat injeksi generasi kedua Fosun Pharma, yang dipasarkan dengan merek Argesun, telah terbukti efektif dalam mengobati kasus malaria parah.

“Obat yang disuntikkan ini merupakan tambahan dari intervensi lain yang sudah ada seperti penyemprotan di dalam ruangan, vaksin, dan penggunaan kelambu berinsektisida yang diandalkan negara ini untuk mencapai target nihil malaria dalam waktu dekat,” kata Keitany.

Menurut Keitany, Kenya melaporkan 6,7 juta kasus malaria dan 4.000 kematian pada tahun 2021. 

Pemerintah secara aktif memanfaatkan peningkatan pengawasan, diagnosis tepat waktu, dan pengobatan untuk memerangi penyakit tropis di wilayah barat dan pesisir yang endemik.

Keitany juga menekankan komitmen Kenya untuk memperluas penggunaan artesunat suntik, bersamaan dengan vaksin yang disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mengurangi kematian akibat malaria di antara kelompok berisiko, termasuk wanita hamil dan anak di bawah usia lima tahun.

Kenya adalah salah satu dari 18 negara Afrika yang sudah menggunakan obat malaria suntik untuk mengobati kasus malaria yang parah pada anak-anak. Ini mendapat persetujuan dari tim prakualifikasi WHO pada bulan Juni.

Yu Jun, wakil presiden Guilin Pharma, anak perusahaan Fosun Pharma, mengatakan bahwa artesunat untuk injeksi telah melalui penilaian keamanan dan kemanjuran yang ketat. Penggunaannya secara luas diharapkan dapat menjadi terobosan dalam perang melawan malaria di Afrika.

“Di masa depan, artesunat generasi kedua akan digunakan secara luas di negara-negara Afrika untuk memfasilitasi pengobatan malaria yang parah,” kata Yu.

Kerjasama Tiongkok-Afrika dalam penelitian biomedis akan menjadi kunci untuk meningkatkan upaya melawan penyakit yang ditularkan melalui vektor.

Gregory Ganda, kepala petugas kesehatan dan sanitasi di Kabupaten Kisumu, mengatakan bahwa pengembangan artesunat untuk obat suntik merupakan tonggak sejarah besar dalam pengobatan malaria di zona endemik di lembah Danau Victoria.

“Obat artesunat telah mengubah penanganan malaria berat baik pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di fasilitas kami,” kata Ganda.

Sebagian besar pusat kesehatan kini memberikan suntikan artesunat, yang menyebabkan penurunan angka kematian.

Walter Otieno, seorang dokter anak dan peneliti di Kenya Medical Research Institute, mengatakan bahwa studi kasus di fasilitas kesehatan telah menunjukkan tingginya potensi artesunat suntik dalam mengobati malaria parah pada anak-anak. 

Ia menjelaskan, obat tersebut dapat diberikan kepada individu dari semua kelompok umur dan mampu membersihkan parasit pembawa malaria dari darah pasien dalam waktu 24 jam. (*)

Informasi Seputar Tiongkok