Lama Baca 5 Menit

Radar Array Cegah Pencurian Peninggalan Budaya di China

25 October 2023, 13:15 WIB

Radar Array Cegah Pencurian Peninggalan Budaya di China-Image-1
Ilustrasi

Beijing, Bolong.id - Radar teknologi tinggi, Array, yang biasa digunakan dalam industri dirgantara, suatu hari nanti membantu Tiongkok melindungi peninggalan budaya dari pencurian.

Dilansir dari 人民网 Selasa (24/10/23), para peneliti di Provinsi Shaanxi sedang menjajaki kemungkinan penggunaan radar Array, yang mampu memantau target bergerak di area luas, untuk mencegah pencurian peninggalan di luar ruangan.

Radar ini tidak hanya mampu mengawasi target secara real-time 24/7, namun juga dapat memicu peringatan saat orang, kendaraan, atau aktivitas yang mencurigakan di sekitarnya.

Shaanxi, yang dianggap sebagai titik asal penting peradaban Tiongkok, memiliki peninggalan sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya sehingga tidak dapat dipindahkan ke museum untuk diamankan.  Ini termasuk bangunan kuno, makam, kuil gua, dan ukiran batu.

Provinsi ini memiliki 49.058 peninggalan budaya tak bergerak, termasuk 270 situs warisan penting yang berada di bawah perlindungan negara, menurut Administrasi Warisan Budaya Provinsi Shaanxi.

Fakta bahwa spesies ini tersebar luas dan terkadang mencakup wilayah yang luas membuat perlindungan dan pengelolaannya menjadi sangat menantang.

Misalnya, Mausoleum Qianling yang dibangun pada tahun 684 M, luasnya 2,3 juta meter persegi.  Situs ini terdiri dari makam bersama Kaisar Gaozong, penguasa ketiga Dinasti Tang (618-907), dan Permaisuri Wu Zetian, satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok.

Beberapa kelompok relik lainnya memiliki lanskap yang kompleks, dan patroli di area ini sulit dilakukan saat hujan dan salju.

Dibandingkan dengan pengawasan video atau teknologi pemantauan gerakan tanah yang sebelumnya digunakan untuk melindungi peninggalan ini, radar array bertahap lebih fleksibel dan dapat diandalkan, menurut Han Jianwu, wakil direktur Institut Shaanxi untuk Pelestarian Warisan Budaya.

Radar memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk mencegah gangguan dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks.  

Fungsinya tidak terpengaruh oleh hujan, salju atau cahaya, dan dapat membantu mencegah pencurian di malam hari, kata Han, yang bertanggung jawab atas proyek penelitian tersebut.

“Alat tersebut dapat mendeteksi kendaraan dalam jarak 10 kilometer dan mendeteksi orang dalam jarak 5 km, sehingga pemantauan skala besar dapat dilakukan dengan biaya rendah,” ujarnya.  

“Selain itu, secara bersamaan dapat menangkap dan melacak 128 kelompok target dan memberikan jarak, kecepatan, sudut, kategori, dan lintasannya. Semua ini mengurangi kemungkinan hilangnya aktivitas mencurigakan di area yang dipantau.”

Radar yang sangat efisien ini dapat mencari target dalam jarak 10 km dan bergerak 45 derajat ke kiri atau ke kanan dalam beberapa detik, memungkinkannya mendeteksi dan melaporkan aktivitas manusia dengan cepat.  

Ia juga dapat mendeteksi individu yang bergerak lambat dalam zona pemantauan, dengan kecepatan deteksi minimum 0,3 meter per detik, kata Han.

Dengan panel baterai yang ringkas dan perangkat penyimpanan kecil, radar dapat bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, sepanjang tahun.

Karena tidak memiliki komponen pemindaian mekanis, maka tidak memerlukan perawatan saat digunakan di lapangan.  

Semua fitur ini dapat membantu mempromosikan penggunaan perangkat ini kepada unit-unit akar rumput, katanya.

Radar tersebut telah menunjukkan kelayakannya setelah beberapa kali percobaan, kata Han, seraya menambahkan bahwa tim peneliti sedang melakukan lebih banyak pengujian untuk mendapatkan kepastian ganda.

“Di masa depan, sistem keamanan radar bertahap akan mampu melengkapi teknologi keamanan yang ada dan memberikan fungsi peringatan dini yang proaktif dan cerdas yang akan semakin meningkatkan efektivitas upaya melawan kejahatan peninggalan budaya,” tambahnya.

Pemerintah provinsi Shaanxi telah berjanji untuk meningkatkan perlindungan peninggalan dengan mengadopsi teknologi keamanan baru, dan dengan upaya bersama dari polisi dan masyarakat.

Jumlah pencurian di situs perlindungan peninggalan budaya utama nasional dan provinsi terus menurun, dan tidak ada kejahatan serupa yang dilaporkan pada tahun 2020 dan 2021, menurut konferensi pers pada bulan Mei 2022. (*)

Informasi Seputar Tiongkok