Lama Baca 3 Menit

Rusia-Ukraina Berunding Lagi, Bursa Asia Termasuk Indonesia Kompak Menghijau

10 March 2022, 17:25 WIB

Rusia-Ukraina Berunding Lagi, Bursa Asia Termasuk Indonesia Kompak Menghijau-Image-1

Bursa saham - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, bolong.id - Rusia dan Ukraina berunding untuk yang keempat kalinya di Turki hari ini, Kamis (10/3/2022). Pertemuan dua menteri luar negeri tersebut memberikan angin segar pada bursa saham di kawasan Asia Pasifik pada perdagangan Kamis pagi (10/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10:01 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) menguat 3,55% di 25.595, KOSPI Korea Selatan (KS11) naik 2,14% di 2.678,58 dan Hang Seng Hong Kong (HSI) melesat 1,61% di 20.960,50. Selain itu, Shanghai Composite China (SSEC) menanjak 1,99% di 3.321,25 dan Taiwan Weighted (TWII) melejit 2,55% di 17.448,75. Adapun Straits Times Singapura tumbuh 1,69% di 3.249,72, dan Australia ASX 200 (AXJO) menguat 1,42% di 7.153,40. Menyusul, Indonesia Composite Index/IHSG naik 0,07% di 6.871,70.

Karena bursa saham Asia menghijau, kinerja Wall Street pun ikut relatif memuaskan. Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 2,00%, Nasdaq (IXIC) melejit 3,59%, dan S&P 500 (SPX) menguat 2,57%.

Kendati cukup stabil, analis memperkirakan kenaikan hanya bersifat terbatas bahkan  sementara, mengingat kemungkinan risiko yang menanti apabila perang di Eropa Timur kembali dilanjutkan.

"Pernyataan dari Rusia dan Ukraina dapat menghadirkan harapan bahwa kompromi mungkin bisa saja terjadi," kata Ray Attrill, Kepala Strategi FX di National Australia Bank dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Kamis (10/3/2022).

Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di Turki menjelang pembicaraan yang direncanakan pada Kamis ini (10/3/2022) bersama perwakilan dari Ukraina Dmytro Kuleba. Ini merupakan pertemuan pertama yang melibatkan dua menteri luar negeri sejak Rusia mengumumkan agresi militer ke Ukraina dua minggu lalu.

Attrill menambahkan, tuduhan Ukraina terhadap Rusia yang membom sebuah rumah sakit di kota Mariupol dan kekhawatiran atas kebocoran radiasi di lokasi nuklir Ukraina dapat menimbulkan risiko pembalasan lebih lanjut dari negara-negara Barat.

Selain krisis perang, pasar ekuitas juga tengah menyoroti tekanan inflasi yang diperkirakan akan membuat bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan dalam jangka dekat.

"Dari perspektif bank sentral, perang di Ukraina kemungkinan akan menyebabkan tekanan lebih lanjut pada inflasi, yang dapat mengakibatkan kejutan sisi persediaan," kata David Chao, ahli strategi pasar global di Invesco yang berbasis di Hong Kong.(*)


Informasi Seputar Tiongkok