Lama Baca 2 Menit

Bank Sentral China Akan Fokus Pada Kebijakan Pengurangan Emisi Karbon

14 April 2021, 00:16 WIB

Bank Sentral China Akan Fokus Pada Kebijakan Pengurangan Emisi Karbon-Image-1

Sun Guofeng - Image from Guangming

Beijing, Bolong.id – Dalam konferensi pers tentang Statistik Keuangan Kuartal Pertama 2021, Sun Guofeng, Direktur Departemen Kebijakan Moneter Bank Sentral Tiongkok mengatakan bahwa Bank Sentral Tiongkok akan segera mempelajari formulasi 'alat' pendukung pengurangan emisi karbon dan mengupayakan peluncurannya sesegera mungkin.

Dilansir dari Economic Information Daily Senin (12/4/2021), Sun Guofeng mengatakan bahwa alat pendukung pengurangan emisi karbon yang dimaksud adalah kebijakan moneter struktural yang secara langsung berdampak pada ekonomi riil. Dengan menyediakan pendanaan berbiaya rendah kepada lembaga keuangan yang memenuhi syarat, lembaga keuangan tersebut didorong untuk memberikan pembiayaan suku bunga preferensial bagi proyek-proyek yang mengutamakan pengurangan emisi karbon.

Sun menyebutkan, kebijakan yang masih dalam proses perancangan ini akan menggunakan pemasaran, transparansi, dan internasionalisasi sebagai prinsipnya. Prinsip pemasaran mengacu pada desain mekanisme kompatibilitas insentif yang dapat merangsang antusiasme lembaga keuangan sehingga akhirnya secara aktif mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk bidang pengurangan emisi karbon. Transparansi merujuk pada kejelasan mekanisme dan aturan aplikasi dari 'alat' tersebut, yang berarti kebijakan tersebut harus akurat, tepat guna, serta dapat diimplementasikan, diukur, dan diverifikasi. Terakhir, internasionalisasi berarti bidang pengurangan emisi karbon yang didukung oleh alat tersebut harus sesuai dengan standar internasional.

Lebih lanjut lagi, Sun menyatakan bahwa Bank Sentral Tiongkok akan melakukan pekerjaan baik dalam merancang kebijakan moneter yang sehat, fleksibel, akurat, masuk akal dan tepat. Kebijakan ini pun akan memperhatikan ketepatan waktu dan diuji efektivitasnya, dirancang untuk menjaga likuiditas yang wajar, serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat. (*)