Lama Baca 4 Menit

Tidak Gunakan Marga, 3 Etnis China Ini Punya Sistem Penamaannya Sendiri

05 August 2021, 10:19 WIB

Tidak Gunakan Marga, 3 Etnis China Ini Punya Sistem Penamaannya Sendiri-Image-1

Etnis minoritas Gaoshan - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Masyarakat Tiongkok pada umumnya dikenal memiliki marga atau nama keluarga. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa etnis minoritas Tiongkok di masa lalu yang menggunakan sistem penamaan bukan dengan nama keluarga? Simak penamaan beberapa etnis di Tiongkok berikut ini yang menggunakan sistem penamaan yang berbeda seperti yang dilansir dari chinawenhua.com.cn.

Pada suku Gaoshan, penamaan seringkali didasarkan pada jenis kelamin, arti nama, atau waktu dan tempat lahir seperti Rahg yang berarti siang dan Potale yang berarti di luar rumah. Nama juga bisa berasal dari nama binatang dan tumbuhan seperti Tumaiyi yang artinya beruang, Fawei yang artinya babi hutan, dan Banai yang berarti padi. Selain itu, etnis suku Gaoshan pun mengikuti nama-nama nenek moyangnya. Namun, karena terbatasnya nama yang biasa digunakan, menemukan nama yang digunakan lebih dari satu orang menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Sebagai solusinya, mereka juga menambahkan kata sebelum namanya, seperti 高个子布昆 (gao ge zi bu kun), 神气的布昆 (sheng qi de bu kun), 打猎布昆 (da lie bu kun); 苗条瓦利 (mao tiao wa li), 长发瓦利 (zhang fa wa li), 爱笑的瓦利 (ai xiao de wa li), dan lainnya.

Pada etnis suku Menba, sebagian orang tua menamakan anaknya berdasarkan waktu lahirnya, misalnya Dawa (Senin), Mingma (Selasa), Laba (Rabu), dan Nima (Minggu). Orang tua lain menamakan anaknya berdasarkan nama hewan atau benda, seperti Sanger (singa), Dani (kucing), Qiongdong (burung), dan Kaki (pisau). Ada pula penggunaan nama yang terkait dengan agama Buddha, seperti Sangjiram (Dewi Buddha), Xiluotuomu (Master Zhihai), Jiang Baiwangqiu (Raja Manjusri), Minzhu Dorje (Yuanjue), Gunsan Dorje (Bonshan) dan sebagainya.

Berbeda lagi dengan etnis Dulong yang justru bukan hanya menggunakan nama keluarga dalam namanya, namun juga urutan kelahiran dan nama orang tuanya selain namanya sendiri. Bentuk umum nama laki-laki etnis Dulong adalah nama ayah ditambah pangkat (dari urutan lahir), nama panggilan, dan nama sendiri jika ia memilikinya. Nama pangkat tersebut antara lain Peng, Ding, Qian, Sang, Dian, Ju, Darao dan Daruma. Beberapa orang pun memilih nama mereka sendiri ketika mereka dewasa. Misalnya, seseorang dipanggil ‘Kongdang Ding Akcha Songwang’, di mana Kongdang adalah nama keluarga, Ding adalah nama ayah, Akcha adalah nama panggilan, dan Songwang adalah namanya sendiri. Sementara itu, bentuk umum dari nama wanita adalah nama ibunya ditambah pangkat atau nama panggilan. Nama pangkat ini adalah Neng, Nian, Qiang, Nai, Qin dan seterusnya. Misalnya, seseorang dipanggil ‘Bai Li Nangmu Ding Akcha Neng’, di sini Baili adalah nama keluarga, Nangmu adalah nama ibu, Ding adalah nama ayah, Akcha adalah nama panggilan, dan Neng adalah nama peringkat. (*)

Informasi Seputar Tiongkok