Lama Baca 3 Menit

India Stop Penggunaan 54 Aplikasi China

21 February 2022, 10:14 WIB

India Stop Penggunaan 54 Aplikasi China-Image-1

Ilustrasi aplikasi yang dilarang - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Beijing, Bolong.Id - Pemerintah India pernah melarang aplikasi Tiongkok beredar di sana pada 2020. Kini terulang lagi.

Dilansir dari 数码密探 pada (17/2/2022), dilaporkan, pada 14 Februari 2022, otoritas India melarang 54 aplikasi asal Tiongkok.

Yang dilarang, yakni kamera selfie, aplikasi obrolan video, dan game seluler seperti "Battle of Peace in Beijing" dan "Free Fire-I Want to Live". Perusahaan asal Tiongkok seperti NetEase, Tencent, dan Alibaba juga telah terpengaruh sampai batas tertentu.

Pihak India mengatakan bahwa aplikasi ini "mengancam privasi dan keamanan India". Mereka menduga, aplikasi Tiongkok disisipi kamera serta mikrofon untuk kegiatan spionase.

Aplikasi game Tiongkok "Free Fire-I Want to Live" diluncurkan pada 2017, dan telah populer di banyak negara di dunia, dengan lebih dari 1 miliar unduhan. 

Jika game seluler ini terbukti seperti yang dikatakan India, negara lain seharusnya mengetahui dan juga tidak akan populer sampai sekarang.

Langkah India ini memiliki dampak tertentu pada perusahaan asal Tiongkok yang berada di balik perangkat lunak ini. Kejadian ini juga dapat mempengaruhi kehidupan rakyatnya sendiri.

Selain itu ada beberapa aplikasi lainnya yang juga dilarang di India, tetapi aplikasi ini begitu populer yaitu seperti TiK ToK, WeChat, "Free Fire-I Want to Live" dan sebagainya.

Oleh karena itu, langkah India ini telah menyebabkan banyak masalah bagi rakyatnya. Untuk alasan ini, orang India hanya dapat mengunduh perangkat lunak di atas melalui penggantian file APK dan metode lainnya, yang menyebabkan ketidakpuasan di masyarakat India.

Selain itu, banyak perusahaan di balik aplikasi yang telah dilarang ini memiliki cabang di India. Langkah India ini membuat perusahaan asal Tiongkok tidak perlu lagi berada di India, dan banyak orang India yang akan kehilangan kesempatan kerja. (*)