Retno Marsudi - Wang Yi - Image from fmprc.gov.cn
Jakarta, Bolong.id - Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta pada Rabu (13/1/21). Wang Yi mengatakan bahwa pada 2021, Tiongkok memulai perjalanan baru membangun negara sosialis modern menyeluruh, dan Indonesia bekerja keras mencapai pembangunan lompatan.
Kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua negara memiliki signifikansi strategis dan memiliki dampak global. Tujuan dari perjalanan Wang Yi ke Indonesia ini adalah untuk sepenuhnya melaksanakan konsensus kedua kepala negara. Wang Yi mengatakan ia telah mencapai serangkaian kesepakatan baru dengan Menteri Luar Negeri Retno, yaitu:
1. Bekerjasama melawan pandemi
Tiongkok berkeinginan bekerja sama dengan Indonesia untuk terus mempromosikan penelitian dan pengembangan vaksin, kerjasama pengadaan dan produksi yang sukses dalam uji klinis vaksin Fase III, mendukung Indonesia untuk membangun pusat produksi vaksin regional, dan mempromosikan pembangunan komunitas kesehatan manusia.
2. Manfaatkan keuntungan pasar domestik kedua negara
Tiongkok bersedia memanfaatkan keuntungan pasar dan potensi permintaan domestik kedua negara, memperluas ekspor Indonesia ke Tiongkok, meningkatkan investasi Tiongkok di Indonesia, dan mempromosikan pembangunan perdagangan bilateral yang sehat dan seimbang.
“One Belt and Road" dan konsep "Global Ocean Pivot", akan diimplementasikan lebih lanjut untuk mempromosikan kemajuan substansial dari proyek-proyek besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, koridor ekonomi komprehensif regional, dan "dua taman dua negara".
Kedua pihak harus menggunakan inovasi teknologi sebagai penggerak untuk mempercepat terciptanya kutub pertumbuhan baru di bidang 5G, kecerdasan buatan, dan big data, serta bersama-sama meningkatkan daya saing industri.
3. Kita harus bekerjasama dalam pembangunan regional.
Sejak tahun lalu, kerja sama regional Asia Timur sekali lagi memainkan peran yang didorong oleh krisis, melawan tren, dan mencapai hasil yang luar biasa.
Asia Timur telah menjadi zona demonstrasi anti-pandemi global dan pemimpin dalam pemulihan ekonomi. Peringatan 30 tahun hubungan dialog antara Tiongkok dan ASEAN tahun ini harus kita ambil sebagai sebuah kesempatan untuk mempromosikan kualitas dan peningkatan hubungan bilateral, dan berdiri di puncak sejarah baru, kata Wang Yi.
Pada saat yang sama, ia juga berharap dapat bersama-sama mempromosikan "Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional" agar berlaku secepatnya dan merilis dividen zona perdagangan bebas terbesar di dunia.
4. Memainkan peran penuh kedua negara pantai utama di Laut China Selatan.
Bekerja sama dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk secara penuh dan efektif melaksanakan "Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan", secara aktif dan mantap memajukan negosiasi "Kode Etik di Laut China Selatan", dan menciptakan kawasan yang efektif dan substantif yang sesuai dengan hukum internasional.
Membuat aturan untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan menjaga stabilitas di Laut China Selatan. Wang Yi juga berkomunikasi secara mendalam dengan Ibu Menteri Luar Negeri tentang "ASEAN Indo-Pacific Outlook" yang dianjurkan oleh Indonesia, yang meningkatkan saling pengertian.
5. Tingkok-Indonesia menjaga dan promosikan multirateralisme
Pandemi memberi tahu kita bahwa semua negara adalah komunitas yang berbagi suka dan duka, dan mekanisme multilateral menjadi lebih penting dari sebelumnya, ujar Wang Yi.
Tiongkok dan Indonesia sama-sama negara berkembang anggota G20. Tiongkok bersedia untuk mendukung penuh Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 tahun depan, bergandengan tangan dalam mereformasi dan meningkatkan tata kelola dan kerja sama global, menjaga multilateralisme dan perdagangan bebas, serta memberikan kontribusi yang layak bagi perdamaian dunia, stabilitas dan pembangunan di era pasca pandemi.
Wang Yi mengatakan bahwa masyarakat di kedua negara yang telah dilanda wabah akan lebih kuat, dan hubungan Sino-Indonesia yang diredam oleh pandemi akan lebih tangguh. Kedua belah pihak akan terus bersatu untuk menciptakan hari esok yang lebih baik untuk hubungan kedua negara dan menambah kepercayaan diri serta kekuatan di kawasan dan dunia. (*)
[Matsnaa Chumairo/Penerjemah]
Advertisement