Lama Baca 3 Menit

Kisah Legenda Putri Duyung di China

27 June 2021, 12:34 WIB

Kisah Legenda Putri Duyung di China-Image-1

Ilustrasi Putri Duyung - Image from Atlantis Sanya/PADI

Bolong.id - Berbicara tentang putri duyung, banyak orang hanya tahu putri duyung dalam mitologi Yunani kuno, tetapi sebenarnya di Timur juga ada putri duyung. Mereka sama cantik dan menawannya dengan putri duyung Barat. Jadi, seperti apa sebenarnya putri duyung di Tiongkok dan Barat?

Mari kita bicara tentang putri duyung Barat dulu. Putri duyung Barat, sebenarnya berasal dari mitologi Yunani kuno. Mereka biasanya muncul dalam bentuk wanita. Putri duyung memiliki tubuh ikan dengan wajah manusia. Dikatakan bahwa di lautan, putri duyung tidak ada tandingannya, dan bahkan ikan hiu tidak berani untuk mendekat.

Putri duyung sangat indah dan menarik. Mereka biasanya menggunakan suara dan kecantikannya untuk merayu nelayan dan pelaut di laut. Ketika para pelaut terperangkap dalam nyanyian putri duyung, mereka akan kehilangan arah berlayar, dan akhirnya menabrak batu lalu mati. Banyak orang tertarik dengan keindahan dan suaranya, tetapi juga takut akan kekuatan dan kekejaman putri duyung.

Dilansir dari 世界未解谜团, sebenarnya ada legenda putri duyung di Tiongkok, dan ada beberapa cerita. Pertama, putri duyung itu adalah He Bo, seorang dewa di Sungai Kuning. Menurut catatan di Natural History, mengkisahkan Dayu, seorang manusia yang menerima bantuan dari He Bo saat mengendalikan banjir. Ketika dia melihat He Bo, dia adalah orang dengan wujud pria dengan ekor ikan. Berkat peta sungai yang diberikan oleh He Bo, Dayu berhasil mengendalikan banjir. Istri He Bo adalah seorang yang terkenal karena kecantikannya, bernama Luo Shen.

Kedua, tercatat dalam Shan Hai Jing bahwa, putri duyung adalah Di Ren, Hu Ren, Ling Yu, dan Jiao Ren yang paling sering didengar. Mereka semua adalah putri duyung, tetapi biasanya muncul dalam bentuk laki-laki. Hal ini ada kaitannya dengan batasan etiket pada perempuan saat itu. 

Dikatakan bahwa putri duyung hidup di Laut China Selatan. Mereka pandai menenun. Ketika menangis, air matanya akan berubah menjadi mutiara, yang dapat digunakan sebagai obat dan kecantikan. Jika dijadikan minyak, maka setelah dinyalakan, api itu akan bertahan selamanya. 

Konon saat itu Qin Shihuang pernah menangkap putri duyung di Laut Cina Selatan secara besar-besaran, dan lampion abadi di makam Qin Shihuang terbuat dari minyak putri duyung. Namun, ekor ikan manusia yang dijelaskan dalam Shan Hai Jing lebih dekat dengan binatang buas, dan mereka biasanya sangat ganas dan tidak rupawan. (*) 


Informasi Seputar Tiongkok