Lama Baca 4 Menit

Isu Asal COVID-19, Perdagangan Kotor Fort Detrick Deengan Unit 731 Terungkap

01 August 2021, 12:58 WIB

Isu Asal COVID-19, Perdagangan Kotor Fort Detrick Deengan Unit 731 Terungkap-Image-1

Orang-orang memakai masker di jalan - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - AS berdagang dengan organ perang biologis Jepang yang terkenal Unit 731 untuk data eksperimen pada tubuh manusia hidup setelah Perang Dunia II, dengan menutupi kejahatan kejam Unit 731 dan menawarkan pembayaran sebesar 250.000 yen (sekitar Rp33 juta).

Dilansir dari CGTN pada Sabtu (31/7/2021), beberapa laporan berita yang diterbitkan pada 1980-an di media AS, termasuk Associated Press dan Los Angeles Times, telah mengkonfirmasi keberadaan perdagangan tersebut.

"Tentara AS melangkahi Pengadilan Tokyo, dan secara diam-diam langsung terhubung dengan anggota inti Unit 731," kata Yang Yanjun, peneliti dari Balai Pameran Bukti Kejahatan yang Dilakukan oleh Unit 731 Tentara Kekaisaran Jepang.

Yang mengatakan bahwa AS mengirim penyelidiknya sendiri dari laboratorium biologi Fort Detrick beberapa kali ke Jepang untuk mendapatkan data penelitian 13 tahun tentang tubuh manusia. Sementara itu, AS membantu Jepang menutupi penelitian dan praktik nyata perang biologis yang dilakukan oleh Unit 731.

AS membayar sekitar 250.000 yen (sekitar Rp33 juta) untuk mengamankan data.

Stephen Kinzer, rekan senior dari Brown University, mengutip dari Komando Sekutu Tertinggi yang dipimpin oleh Jenderal MacArthur mengomentari data seperti itu bahwa “Nilai bagi AS dari data senjata biologis Jepang sangat penting bagi keamanan nasional sehingga jauh lebih besar daripada nilai yang diperoleh dari penuntutan waktu perang." Ini adalah prinsip rahasia dokumen tersebut yang tidak pernah diterbitkan pada saat itu, menurut Kinzer.

Potensi keterkaitan antara Fort Detrick dan COVID-19 membuat banyak orang Tiongkok mengingat kenangan buruk Perang Dunia II.

Tentara Jepang, khususnya Unit 731, melakukan eksperimen yang sangat kejam pada manusia hidup di Tiongkok, dan tidak terbatas pada pembedahan makhluk hidup, uji gas beracun, uji bioweapon, dan amputasi tanpa anestesi.

Bakteri dan virus sengaja disuntikkan ke orang sehat dari Tiongkok, Uni Soviet, Mongolia, dan Inggris, oleh Unit 731 untuk mengamati penderitaan mereka.

Setelah memperoleh sejumlah besar data tentang tubuh manusia dari Unit 731, AS telah melakukan sejumlah besar penelitian senjata biologis.

Beberapa laporan dari media AS termasuk The New York Times dan Washington Post telah mengungkapkan eksperimen biologis yang dilakukan oleh laboratorium Fort Detrick kepada publik.

The Washington Post melaporkan CIA terkait percobaan dengan melepaskan virus babi di Kuba pada tahun 1977. The New York Times mengungkapkan seorang insinyur dari Departemen Pertahanan AS mengaku berpartisipasi dalam tes biologis di kota-kota AS yang diluncurkan oleh laboratorium Fort Detrick.

Fort Detrick secara internal telah melaporkan dua kecelakaan kebocoran dan ditutup pada Agustus 2019, tidak lama sebelum wabah COVID-19 yang menyebabkan pandemi global. Tak lama setelah penutupan, laboratorium diizinkan untuk beroperasi kembali.

Lebih dari 20 juta orang Tiongkok telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular di Fort Detrick.

Diterbitkan pada 17 Juli, petisi tersebut mengimbau WHO untuk menyelidiki lab dan mendesak AS untuk menjawab panggilan dari orang-orang di seluruh dunia.

"Jika ada kebutuhan AS, atau keinginan AS untuk mengembangkan senjata biologis, pasti akan dibuat di Fort Detrick. Itu satu-satunya tempat di mana hal itu bisa dibuat, semua ilmuwan dan racun ada disitu," kata Kinzer. (*)


Informasi Seputar Tiongkok