Lhamo - Weibo
Bolong.id - Seorang pria dijatuhi hukuman mati pada hari Kamis (14/10/2021) di provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya karena telah dengan sengaja membunuh mantan istrinya. Pembunuhan itu memicu protes atas kekerasan dalam rumah tangga di media sosial Tiongkok.
Tang Lu, seorang penduduk desa di Kabupaten Jinchuan di Prefektur Otonom Ngawa Tibet dan Qiang, ditangkap oleh polisi setempat September lalu karena membunuh mantan istrinya, seorang seleb media sosial yang menggunakan nama ‘Lhamo’ di aplikasi video pendek Douyin (TikTok China). Tang membakar Lhamo saat ia sedang melakukan siaran langsung.
Dilansir dari Sixth Tone pada Kamis (14/10/2021), dia terluka parah karena serangan Tang dan meninggal dua minggu kemudian di rumah sakit setempat. Namun mendurut media setempat, Tang juga terbakar parah.
Pada hari Kamis (14/10/2021), Pengadilan Rakyat Menengah Ngawa Tibet dan Prefektur Otonomi Qiang memutuskan Tang bersalah karena sengaja membunuh Lhamo dan menjatuhkan hukuman mati.
Dalam sebuah wawancara dengan Beijing News, kakak perempuan Lhamo, Droma, mengatakan bahwa keluarga berharap Tang mendapatkan hukuman mati dan dia akan memperjuangkan hak asuh kedua putra Lhamo. Saat ini diketahui kedua orang tua Tang yang merawat kedua anaknya.
Pembunuhan mengerikan itu memicu kemarahan publik di internet tahun lalu atas kegagalan pihak berwenang untuk melindungi Lhamo, yang dilaporkan berulang kali mencari bantuan sebelum kematiannya.
Droma mengatakan kepada media domestik sebelumnya bahwa Tang terus-menerus melecehkannya selama pernikahan mereka dan mengancam hidupnya setelah bercerai.
Sebuah akun populer di Weibo yang disebut "I Am Luosheng" menyerukan "Lhamo Act" untuk meningkatkan hukuman dan mendorong penegakan hukum untuk lebih melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Tagar terkait di Weibo menjadi tren pada Kamis (14/10/2021) sore, dengan lebih dari 85 juta views.
“Ada seorang wanita yang dianiaya sampai mati, menerima kekerasan dalam rumah tangga di balik insiden ini. Apa langkah selanjutnya? Akankah ada perlindungan yang lebih jelas bagi perempuan yang terjebak dalam kekerasan dalam rumah tangga di masa depan?” salah satu komentar populer di bawah tagar.
Seorang pejabat daerah mengatakan bahwa Lhamo berasal dari keluarga miskin. Putra sulungnya sekarang menerima subsidi bulanan sebesar 900 yuan (sekitar Rp2 Juta) sebagai yatim piatu de facto, menurut The Paper. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement