Lama Baca 4 Menit

Ching Shih, Ratu Bajak Laut China di Abad ke-19

15 May 2022, 09:34 WIB

Ching Shih, Ratu Bajak Laut China di Abad ke-19-Image-1

Ilustrasi - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id - Pada abad ke-19, terdapat seorang raja bajak laut wanita bernama Ching Shih.

Dia terkenal sebagai wanita yang kejam dan kuat, hingga memiliki julukan sebagai "Teror Tiongkok Selatan" selama puncak kejayaannya.

Wanita perkasa ini menarik perhatian bajak laut terkenal Cheng I (Zheng Yi) yang menikahinya dengan imbalan menyerahkan setengah kendali atas armada dan bisnis bajak lautnya.

Meski dikenal tangguh, dia pernah kalah dari Angkatan Laut Portugis dan menjadi bulan-bulanan kekaisaran Qing yang tidak senang dengan aksinya.

Namun, akhirnya Ching Shih mendapat ampunan kaisar dan diizinkan untuk menyimpan kekayaan yang diperoleh dari pembajakan untuk pensiun dengan damai.

Zheng Yi merupakan perompak besar di Guangdong. Ia memimpin sekitar 300 kapal dan 20.000 perompak, yang tergabung dalam panji Armada Bendera Merah.

Zheng Yi merupakan salah satu dari banyak bajak laut di Laut Cina Selatan saat itu. Menurut sejarawan Dian Murray, maraknya perompak Tiongkok tidak lepas dari dukungan Kerajaan Vietnam, yang saat itu berada di bawah Dinasti Tay Son.

Dinasti ini merengkuh kekuasaan melalui pemberontakan terhadap Wangsa Nguyen dan Trinh yang berlangsung selama tiga puluh tahun.

Ching Shih lahir di Guangdong China pada 1775, periode dinasti Qing. Ching Shih bukanlah nama aslinya, ia lahir dengan nama Shil Xiang Gu atau Shil Gang Xu. 

Awalnya adalah seorang pelacur di sebuah rumah bordil terapung di kota Canton (Guangzhou) di Tiongkok, yang dipanggil Shi Xianggu. Meski seorang pelacur, ia terkenal karena kecerdasannya, pengetahuannya tentang berbagai informasi perdagangan rahasia, dan dia memiliki trik untuk memanfaatkannya. 

Pada 1801, saat pelacur ini berusia 26 tahun, dia dinikahi oleh seorang bajak laut terkenal Cheng I atau disebut juga Zheng Yi. Zheng Yi berasal dari keluarga bajak laut yang kuat, menjalankan bisnis itu selama beberapa generasi. 

Zheng Yi tergila-gila dengan pesona Ching Shih, kecantikan, kecerdasannya, dan ingin menikahinya untuk menjadi pendamping dalam menjalankan kerajaan bajak laut yang luas. 

Mendengar tawaran untuk ikut berkuasa dalam bisnis bajak laut Zheng Yi, Ching Shih tertarik dan mengajukan syarat dia akan menguasai setengah dari yang dimiliki. 

Pada saat pernikahan mereka, Zheng Yi memiliki sekitar 200 kapal bajak laut dan merupakan salah satu bajak laut utama di wilayah Guangzhou. Zheng Yi diakui memiliki kebijakan dan kecerdasan militer yang diakui kalangan bajak laut lainnya. 

Kekuatan bajak lautnya dikenal sebagai "Armada Bendera Merah". Raja bajak laut lainnya di provinsi Guangdong membentuk aliansi dengannya yang menjadi kekuatan bajak laut utama pada 1804. 

Pada 16 November 1807, Zheng Yi meninggal di Vietnam pada usia tiga puluh sembilan tahun (menurut beberapa catatan dia berusia empat puluh dua pada saat kematiannya).(*)



Informasi Seputar Tiongkok