
Bolong.id - Mattel, pembuat mainan boneka Barbie asal AS, mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan sementara prakiraan keuangan setahun penuhnya karena kenaikan tarif AS yang besar-besaran dan mungkin akan menaikkan harga beberapa mainan yang dijual di negara tersebut.
Dilansir dari 澎湃新闻 Rabu (07/05/25), "Lingkungan ekonomi makro yang tidak stabil dan lanskap tarif AS yang terus berkembang" membuat "sulit untuk memprediksi pengeluaran konsumen dan penjualan Mattel di AS pada sisa tahun ini dan musim liburan," kata Ketua dan CEO Mattel Ynon Kreiz selama panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan.
Untuk mengimbangi biaya yang lebih tinggi terkait tarif tinggi, perusahaan yang berpusat di California itu mengatakan kenaikan harga mainan adalah "perlu".
Para eksekutif Mattel mengatakan bahwa pembuat mainan tersebut telah bergabung dengan industri mainan lainnya dalam melobi agar tarif nol untuk mainan tidak diberlakukan, tetapi perusahaan tersebut harus bersiap menghadapi apa yang mungkin akan menjadi periode tarif tinggi yang panjang untuk barang-barang yang dibuat di Tiongkok dan negara-negara ekonomi lainnya. Tiongkok saat ini menyumbang 40 persen dari produksi global Mattel.
"Mainan merupakan hal mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak," kata Kreiz. "Bea masuk nol untuk mainan memberikan akses bermain bagi sebagian besar anak dan keluarga."
Industri mainan AS semakin khawatir tentang dampak tarif tinggi Washington. Negara itu mengimpor sekitar 80 persen dari semua mainannya dari China, menurut data dari Toy Association. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement