Beijing, Bolong.id - Labubu mainan figur berbulu dan bergigi dari merek Pop Mart asal Tiongkok telah memicu kehebohan global, menunjukkan bagaimana perusahaan di negara itu membentuk kembali citra internasional mereka melalui inovasi, penceritaan budaya, dan globalisasi kekayaan intelektual (HKI) dalam negeri.
Dilansir dari 人民网 Sabtu (14/06/25), tiongkok telah lama menjadi produsen dan eksportir mainan terbesar di dunia. Secara historis, sebagian besar hasil produksi ini terdiri dari barang-barang berbiaya rendah yang diproduksi untuk merek-merek asing. Namun, saat ini, generasi baru mainan desainer koleksi seperti Labubu mendefinisikan ulang industri dengan mengekspor tidak hanya produk tetapi juga cerita dan sentimen.
Pop Mart, pembuat mainan yang berbasis di Beijing di balik Labubu dan karakter-karakter asli-HKI lainnya, merupakan salah satu yang memimpin perubahan tersebut.
Didorong oleh sensasi internasional, perusahaan tersebut mencatat pertumbuhan pendapatan tahun-ke-tahun sebesar 165 hingga 170 persen pada kuartal pertama tahun 2025, dengan pendapatan luar negeri melonjak 475 hingga 480 persen.
Pop Mart tidak sendirian dalam meningkatkan upaya membangun merek di pasar mainan global. Pembuat mainan Tiongkok TOP TOY kini mengoperasikan lebih dari 280 toko di seluruh dunia, dan 52TOYS melaporkan peningkatan 300 persen dalam bisnisnya di Thailand pada tahun 2024.
Popularitas Labubu dan mainan sejenisnya yang viral telah menyoroti industri budaya Tiongkok yang sedang berkembang pesat, yang muncul sebagai ciri khas ekspor Tiongkok.
Industri budaya Tiongkok mempertahankan pertumbuhan yang stabil pada tahun 2024, dengan 78.000 perusahaan yang disurvei menghasilkan pendapatan sebesar 14,15 triliun yuan (sekitar 1,97 triliun dolar AS), naik 6 persen dari tahun ke tahun. Perusahaan-perusahaan ini melaporkan laba gabungan sebesar 1,29 triliun yuan peningkatan 10,8 persen dari tahun 2023.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
