
Beijing, Bolong.id - Tiongkok mencatat total 6,106 juta pendaftaran pernikahan sepanjang tahun 2024, turun 20,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut buletin statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Urusan Sipil.
Dilansir dari 人民网, dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat pernikahan di kalangan warga Tiongkok adalah 4,3 per 1.000 orang tahun lalu, turun 0,11 poin persentase dari tahun sebelumnya.
Penurunan angka pernikahan secara luas diyakini sebagai faktor penyebab menurunnya angka kelahiran, tren yang memicu kekhawatiran publik yang semakin besar. Sebagai tanggapan, otoritas di seluruh Tiongkok telah meluncurkan serangkaian kebijakan dan langkah-langkah pro-pernikahan untuk membalikkan tren tersebut.
Li Ting, pakar kependudukan di Universitas Renmin Tiongkok di Beijing, mencatat bahwa penurunan jumlah pernikahan tahun lalu sebagian disebabkan oleh memudarnya efek pernikahan "kompensasi" pascapandemi dan menyusutnya populasi orang-orang dalam rentang usia menikah yang lazim.
Para ahli juga menunjukkan pergeseran sikap terhadap pernikahan dan tekanan finansial sebagai faktor-faktor yang berkontribusi di balik tren penurunan ini. Meningkatnya tingkat pendidikan dan meningkatnya penekanan pada individualisme semakin menantang pandangan tradisional tentang pernikahan, tambah Li.
Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok juga telah meluncurkan kampanye yang gigih melawan mahar yang selangit di samping pernikahan mewah di daerah pedesaan, dalam upaya untuk mengatasi beban irasional terkait pernikahan.
Sebuah interpretasi yudisial tentang penanganan sengketa terkait mahar, yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Rakyat, mulai berlaku pada Februari 2024. Interpretasi tersebut melarang permintaan uang atau harta benda lain atas nama pernikahan. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
