Bolong.id - Tahun 2023 menjadi makna khusus dalam hubungan antara China dan ASEAN karena merupakan peringatan 20 tahun aksesi China terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC). TAC adalah sebuah perjanjian yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan kerja sama di kawasan Asia Tenggara. Sejak bergabungnya China ke dalam TAC, hubungan antara China dan negara-negara ASEAN telah mengalami perkembangan signifikan.
Presiden Joko Widodo, memiliki peran penting dalam memotivasi dan mendorong implementasi TAC. Dia memandang TAC sebagai landasan untuk menciptakan kerja sama konkret yang saling menguntungkan antara ASEAN dan China. China, sebagai salah satu mitra strategis komprehensif ASEAN, telah berperan dalam memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bersama di kawasan tersebut.
Pernyataan Perdana Menteri China, Li Qiang, dalam pembukaan KTT China-ASEAN pada Rabu (6/9/2023), juga menyoroti perkembangan positif dalam hubungan China-ASEAN selama sepuluh tahun terakhir. Mereka telah mencapai kesepahaman yang kuat terkait dengan tantangan regional dan global yang dihadapi. Kedua pihak memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas regional dan berperan aktif dalam mendukung perdamaian dan pembangunan di kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama antara China dan ASEAN tidak hanya berfokus pada bidang politik dan ekonomi, tetapi juga melibatkan kerja sama dalam teknologi dan pendidikan. Salah satu contohnya adalah program Luban Workshop di SMK PRGI 2 Ponorogo. Program ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam teknologi, termasuk robotik, drone, dan teknologi listrik.
Para siswa di program ini telah mendapatkan pengalaman positif. Tidak hanya itu, siswa belajar mengatasi masalah teknis dan troubleshoot ketika ada masalah di drone atau robot.
Pengalaman para siswa ini merupakan contoh nyata bagaimana kerja sama pelatihan dengan China dalam bidang teknologi dapat memberikan manfaat kepada generasi muda Indonesia. Semakin banyak peluang seperti ini dapat membantu mendukung pembangunan daerah khususnya Ponorogo dan Jawa Timur serta Indonesia secara umum.
Salah seorang siswa kelas 11 RPL 1 SMK PGRI 2 Ponorogo, Rendi Dwi Saputa, membagikan pengalaman positifnya selama mengikuti Luban Workshop.
“Pengalaman saya mengikuti Luban Workshop sangat banyak, antara lain membuat robot land follower, belajar juga menerbangkan Drone, dan juga pernah merakit robot,” ungkap Rendi.
Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Ponorogo.Syamhudi Arifin,SE.MM, mengungkapkan, selain program pelatihan dari Luban Workshop, pihaknya juga sedang mengembangkan sejumlah program terpadu bagi ketrampilan siswa, termasuk pengembangan program Bahasa Mandarin.
Sementara itu, penanggungjawab Luban Workshop SMK PGRI 2 Ponorogo, Agus Pariadi, S.S, M.BA menjelaskan bahwa “Dalam hal ini robotik juga menjadi fokus utama, bahkan SMK Negeri 2 Ponorogi telah membawa robotik mereka untuk berkompetisi di tingkat nasional dan berhasil meraih juara 2.”
Selain itu, program ini juga memiliki komponen teknologi listrik yang akan berkembang lebih lanjut. Kepala sekolah berharap program ini akan terus berkembang dan mengikuti tren teknologi terkini, dan bahkan dapat membantu siswa memasuki industri alat berat di masa depan.
Program Luban Workshop dimulai sejak tahun 2015, secara bertahap mulai terintegrasi ke dalam kurikulum yang dimiliki oleh SMK 2 PGRI. Hal ini terlihat dari siswa kelas 10 mulai mendapatkan pembelajaran dasar tentang robotik.
Puncaknya, tahun 2023 memiliki makna khusus dalam hubungan China-ASEAN karena peringatan 20 tahun aksesi TAC. Kerja sama yang kuat antara China dan ASEAN telah memberikan manfaat signifikan bagi kedua belah pihak.
Pengembangan keterampilan teknologi melalui program seperti Luban Workshop adalah contoh konkret bagaimana kerja sama ini dapat membantu generasi muda Indonesia dan mendukung pembangunan di kawasan ini. Dengan komitmen yang kuat untuk menjaga perdamaian dan kerja sama, hubungan China-ASEAN diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Advertisement