Lama Baca 5 Menit

Perang Tarif China vs Kanada, Tiongkok Umumkan Penyelidikan Antidiskriminasi

04 September 2024, 10:20 WIB

Perang Tarif China vs Kanada, Tiongkok Umumkan Penyelidikan Antidiskriminasi-Image-1
China umumkan penyelidikan antidiskriminasi sebagai respons atas kenaikan tarif Kanada

Beijing, Bolong.id - Tiongkok pada Selasa mengumumkan penyelidikan antidiskriminasi di tengah serangkaian tindakan balasan terhadap kenaikan tarif Kanada atas kendaraan listrik (EV) serta produk baja dan aluminium yang diimpor dari negara tersebut.

Dilansir dari 人民网 Rabu (04/09/24), penyelidikan antidiskriminasi terhadap langkah tarif Kanada akan dimulai sesuai dengan ketentuan relevan dalam hukum perdagangan luar negeri Tiongkok, dan tindakan terkait akan diambil selanjutnya berdasarkan kondisi aktual, kata juru bicara Kementerian Perdagangan (MOC) dalam pernyataan daring.

Diketahui bahwa ini adalah investigasi pertama yang diprakarsai oleh China dan juga yang pertama di dunia.

Pihak Kanada mengadopsi tindakan pembatasan sepihak yang diskriminatif yang menargetkan impor dari Tiongkok, tanpa menghiraukan penentangan dari berbagai pihak, kata juru bicara tersebut, seraya mencatat bahwa Tiongkok "sangat tidak puas dan menentang keras" tindakan tersebut.

China akan mengajukan banding ke mekanisme penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap praktik-praktik ini, menurut juru bicara tersebut. Negara itu juga akan meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap impor rapeseed dan produk-produk kimia tertentu dari Kanada.

Keputusan ini muncul setelah Kanada mengumumkan minggu lalu bahwa mereka akan menerapkan pajak tambahan 100 persen pada semua kendaraan listrik buatan China, berlaku mulai 1 Oktober 2024, dan mengenakan pajak tambahan 25 persen pada impor produk baja dan aluminium dari China mulai 15 Oktober 2024.

"Saat menetapkan tarif pajak tambahan, Kanada secara membabi buta mengikuti Amerika Serikat tanpa melakukan penyelidikan atau penelitian sendiri, sebuah tindakan yang sangat subjektif, kejam, dan tidak bermoral," kata Liang Ming, seorang peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi Tiongkok di bawah MOC.

Liang menggambarkan praktik Kanada sebagai "diskriminasi nyata", dan mengatakan penyelidikan antidiskriminasi Tiongkok bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok sesuai dengan hukum dan peraturan.

Memperhatikan bahwa Tiongkok merupakan sumber impor kendaraan listrik terbesar ketiga bagi Kanada dan sumber impor baja dan aluminium terbesar kedua, Liang mengkritik tindakan Kanada tersebut sebagai "bentuk proteksionisme perdagangan yang mencolok" yang secara serius melanggar peraturan WTO.

Prinsip dasar WTO bermuara pada nondiskriminasi, perdagangan yang adil, dan transparansi. Para pengamat mencatat bahwa tindakan Kanada telah melanggar prinsip-prinsip ini secara serius dan secara terang-terangan menantang tatanan perdagangan global.

Tiongkok dibenarkan dalam mengambil tindakan yang relevan ketika menghadapi larangan dan pembatasan diskriminatif yang diberlakukan oleh negara atau wilayah mana pun menurut hukum perdagangan luar negerinya sendiri, kata Liang.

"Langkah-langkah seperti itu bisa relatif luas dan tidak terbatas pada sektor-sektor yang menjadi sasaran tindakan Kanada," tambahnya.

Dengan mengumumkan kenaikan tarif tanpa mengumumkan investigasi apa pun sebelumnya, Kanada mempraktikkan "manipulasi politik yang kejam," media daring Yuyuantantian mengutip pernyataan para profesional.

"Penerapan tarif yang lebih tinggi pada produk-produk Tiongkok, baik di sektor berkembang maupun sektor tradisional, "sepenuhnya menunjukkan niat jahat pihak Kanada," katanya, seraya mencatat bahwa tindakan yang diambil oleh Tiongkok sepenuhnya bersifat defensif.

Penyelidikan antidumping terhadap ekspor rapeseed Kanada akan dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan Tiongkok yang relevan serta peraturan WTO, sementara penyelidikan terhadap produk kimia Kanada yang relevan akan diluncurkan atas permintaan industri dalam negeri Tiongkok.

Mengutip laporan terkini dari industri dalam negeri Cina, juru bicara kementerian mengatakan ekspor rapeseed Kanada ke Cina telah meningkat secara signifikan, dengan dugaan dumping.

Kanada mengekspor biji raps senilai 3,47 miliar dolar AS ke China pada tahun 2023, dengan volume melonjak 170 persen dari tahun ke tahun dan harga terus bergerak turun, menurut juru bicara tersebut.

"Terkena dampak persaingan tidak adil dari pihak Kanada, industri terkait rapeseed di Tiongkok terus mengalami kerugian," kata juru bicara tersebut.

China merupakan tujuan terbesar ekspor rapeseed Kanada dan importir penting produk kimia Kanada.

"Posisi Tiongkok sudah jelas. Negara itu akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok," kata juru bicara tersebut.

"Meskipun tindakan Kanada tidak akan menghalangi pertumbuhan stabil perdagangan luar negeri dan ekonomi Tiongkok, namun sifatnya sangat mengerikan," kata Liang, seraya mencatat bahwa tindakan tersebut dapat menyesatkan sejumlah negara yang kurang mendapat informasi dan membahayakan liberalisasi perdagangan global.

Namun, sebagai pembela dan kontributor konsisten terhadap sistem perdagangan multilateral, Tiongkok akan memastikan semua tindakan yang diambilnya sejalan dengan hukum internasional dan aturan WTO, kata orang dalam industri. (*)

Informasi Seputar Tiongkok